DE

International Academy for Leadership
Asah Kecerdasan Politik dengan Strategic Planning Exercises

IAF Seminar "Strategic Planning for Political Parties", Gummersbach, 3 - 10 Juni 2018
Peserta Seminar IAF "Strategic Planning for Political Parties"
Peserta Seminar IAF "Strategic Planning for Political Parties" © FNF Indonesia

Selamatkan politik para idealis-liberalis, demikian sesungguhnya misi di balik pertemuan ini. Seminar Internasional "Strategic Planning for Political Parties", Gummersbach, Jerman, 3 - 10 Juni 2018.

Cita-cita besar kebebasan, kemerdekaan, dan jaminan atas hak asasi manusia harus ditopang dengan praktek politik yang efektif. Yang memastikan bahwa kekuasaan politik dapat diraih, supaya dapat didayagunakan untuk tujuan-tujuan besar tersebut. Tanpa kekuasaan, tanpa cara berpolitik yang cerdas dan efektif untuk meraih kekuasaan, cita-cita besar kaum liberal dan idealis akan tetap jadi pajangan, yang makin dikesampingkan para politisi pragmatis yang berkuasa tanpa modal cita-cita luhur tertentu.

Bagaimana berpolitik secara cerdas, efektif namun efisien, dalam lingkungan politik dunia seperti sekarang? Setidaknya ada beberapa pembelajaran prinsipil di luar pelatihan-pelatihan teknis yang diselenggarakan selama satu minggu pelatihan di Gummersbach.

Pertama, secara umum perkembangan lingkungan teknologis sedang menyediakan peluang yang besar untuk cara berpolitik yang cerdas, efektif, sekaligus murah. Ini khususnya berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi. Akses yang mudah dan murah terhadap teknologi ini, sekaligus keterjangkauannya yang luas, menyediakan ruang yang luas bagi sosialisasi diri para politisi idealis. Mereka dapat mengkomunikasikan gagasan-gagasan mereka secara jauh lebih efektif. Soalnya terletak pada apakah mereka, dan kita, mempunyai kesadaran akan arti penting dari teknologi ini, dan apakah ada kemampuan untuk mendayagunakannya secara optimal, baik melalui manajemen konten yang lebih baik maupun manajemen kerja yang lebih profesional.

Banyak politisi idealis masih terlalu konservatif, dan mengabaikan potensi media-media sosial yang ada. Kemalasan beradaptasi dan menggali pengetahuan terkait berbagai perkembangan media sosial merupakan kondisi yang perlu segera diatasi. Kecerdasan digital sudah merupakan bagian dari kompetensi politik yang penting.

Kedua, perkembangan ilmu-ilmu penelitian sosial dan politik dengan alat-alat penelitiannya yang praktis sudah sangat membantu kita untuk memahami dengan lebih baik psiko-politik masyarakat pemilih yang menjadi sasaran komunikasi dan sosisalisasi diri politisi. Dan jasa-jasa penelitian ini sudah bisa diakses dengan biaya yang jauh lebih murah. Karena itu politik yang lebih cerdas sudah harus melibatkan lembaga-lembaga survei. Langkah komunikasi politik yang terlalu terburu-buru, dengan melakukan komunikasi politik tanpa pemahaman yang lebih baik mengenai psikologi politik konstituen, akan hanya memboroskan sumber daya. Efektivitasnya tidak dapat dipastikan. Keterbatasan sumber daya bukan merupakan alasan untuk memgabaikan arti penting pemetaan psikologi politik pemilih. Dia harus merupakan langkah awal, yang mendahului langkah komunikasi politik yang lain.

Kegiatan Field Trip
Kegiatan Field Trip © FNF Indonesia

Ketiga, kelimpahan isu di tengah masyarakat adalah kekayaan yang sedang dimiliki oleh para politisi idealis. Persoalannya adalah bagaimana memilih isu yang paling dekat dengan pokok keprihatinan masyarakat, dan bagaimana mengkapitalisasi isu-isu tersebut melalui strategi komunikasi yang lebih baik. Rencana aksi yang terperinci menentukan apakah kita bisa mengkapitalisasi suatu isu dengan baik atau tidak.

Keempat, komunikasi politik sendiri mempunyai ilmu dan seninya. Selain akrab dengan dunia media (termasuk media sosial), ilmu komunikasi politik perlu dilibatkan. Bagaimana merumuskan suatu brand vision untuk diri sendiri dan menentukan langkah-langkah strategis untuk menguatkan brand diri adalah hal-hal yang perlu sedikit diketahui. Karena itu, sedikit waktu untuk belajar soal ini, sebelum pada akhirnya meminta bantuan mereka yang ahli dalam urusan ini, adalah kearifan yang perlu.

Akhirnya, kelima, "teknologi" strategic planning melalui penyelenggaraannya secara seksama, merupakan teknologi yang dapat membantu pemraktekan cara berpolitik yang cerdas. Adaptasi teknologi ini ke dalam dunia politik, sebagaimana yang dilakukan dalam Seminar IAF di Jerman, tampaknya sudah sampai pada perkembangan sedemikian rupa sehingga siap untuk dipraktekkan di dunia politik. Aliran proses dari goal definition, situation assessment, strategy definition, strategy implementation/communication, serta monitoring and evaluation merupakan aliran proses standar. Aliran proses standar ini barangkali umum, tetapi penyelenggaraannya dalam dunia politik praktis tentu membutuhkan seni dan adaptasi tertentu.

Peserta dari Berbagai Negara
Peserta dari Berbagai Negara © FNF Indonesia

Tentu saja fasilitator semacam Nick Cleland sangat menentukan peluang pendayagunaan ilmu strategic planning ini dalam urusan politik. Kekayaan pengalaman, keluasan wawasan, serta ketajaman nalar Nick merupakan variabel-variabel penting yang menentukan efektivitas penggunaan ilmu strategic planning dalam dunia politik praktis. Lebih jauh dari itu, komitmenya pada idealisme politik, sekaligus peringatannya pada kemiskinan strategi para politisi idealis, merupakan bara api yang menghangatkan jalannya proses pelatihan selama tujuh hari ini. Pelatihan yang highly valuable, dengan suasana yang sangat menyenangkan.

*Artikel ini adalah tulisan dari delegasi IAF asal Indonesia, Antonius Doni Dihen yang bekerja sebagai Vice Chairperson of Nation Awakening Party (Partai Kebangkitan Bangsa/PKB).