DE

International Academy for Leadership
Mengenal Sisi Lain tentang Leadership

IAF Seminar “Political Leadership”, Gummersbach, 22 - 29 Juli 2018
IAF Seminar “ Political Leadership” Gummersbach 22.07 – 29.07.2018
© FNF Indonesia

Waktu menunjukkan kira kira jam 9 pagi ketika akhirnya pesawat yang membawa saya sampai di Cologne. Seorang staff Yayasan telah menunggu saya di pintu kedatangan untuk melanjutkan perjalanan ke Gummersbach, tempat akademi milik Yayasan Politik Frederich Naumann for Freedom berada, dimana saya akan mengikuti program seminar International Academy for Leadership (IAF) tentang “Political Leadership” dari tanggal 22 Juli hingga 29 Juli 2018.

Di Akademi yang cukup luas dan tertata sangat apik ini, saya dan 22 orang dari 21 negara yang berbeda lainnya akan tinggal dan bersama sama mengikuti program ini Setelah sesi perkenalan informal di meja makan saat makan siang, sekitar jam 7 malam kami berkumpul dalam acara Welcoming Dinner yang dibuka dengan perkenalan oleh Ms. Bettina Solinger, serta perkenalan kedua fasilitator kelas Marike Groenewald dan Sven Gerst yang sangat menarik dan bersahaja dalam membagikan pengalaman dan ilmu yang mereka miliki, dan juga penerjemah bahasa perancis dan spanyol yang sangat handal. Pada acara malam itu juga diadakan semacam kuis untuk pengenalan lokasi lokasi penting yang akan kita butuhkan nantinya selama di akademi, seperti ruang laundry, gym bahkan tempat persediaan teh dan kopi yang bias kami ambil selama 24 jam setiap hari. Menarik bukan, sepertinya kelas kami bukan akan hanya menjadi kelas yang sarat dengan aktifitas, diskusi, tanya jawab yang menjadi sebuah sharing moment  yang cukup menarik, namun juga penuh kompetisi. Karena pemenang di setiap diskusi atau kuis selalu mendapat hadiah yang sangat menarik dari fasilitator.

Political Leadership, IAF, FNF
© FNF Indonesia

Keesokan harinya, setelah sarapan kami masuk kelas untuk kemudian memulai secara resmi program ini. Peserta seminar yang dating dari berbagai macam latar belakang seperti anggota parlemen, pengacara, pimpinan partai dan pergerakan pemuda serta konsultan politik membuat setiap sesi kelas menjadi hidup. Secara garis besar kelas kami dibagi menjadi dua segmen, teori dan praktek. Di sesi teori fasilitator memberikan gambaran tentang topic yang akan didiskusikan. Kemudian kami akan mempraktekkan hal tersebut sesuai dengan yang terjadi di kehidupan politik kami sehari hari, untuk kemudian mendapatkan tanggapan dari rekan rekan partisipan lainnya. Disamping memahami kembali tentang Liberal dan anti liberal trends, Political Branding, kami juga belajar tentang Political Communication bersama Iain Gill, pakar partai politik, dan mengimplementasikannya dengan melakukan speech campaign di depan kelas dan direkam untuk kemudian jadi bahan masukan kekurangan dan kelebihan apa yang perlu kami tambah lagi. Sesi yang tak kalah menarik adanya sharing moment bersama Moritz Korner Mdl, anggota FDP tentang jatuh bangunnya FDP di Jerman, dan strategi strategi apa yang bisa kami pakai untuk menaikkan kembali elektabilitas partai atau organisasi kami. Marike juga menambahkan agenda telewicara bersama Warwick Bruce Chapman, dan membahas tentang trends digital yang digunakan di politik. Selain itu kami masih memiliki sesi kelas drama bersama Dr. Rainer Adam, sebuah sesi yang luar biasa menyenangkan, dimana setiap kelompok menyajikan drama tentang politik liberal yang terjadi hampir di setiap lingkungan kita berada.

Political Leadership, IAF, FNF
© FNF Indonesia

Dengan keberagaman latar belakang organisasi, partai dan daerah, bisa dibayangkan setiap sesi kelas itu menjadi menarik. Sebuah perdebatan cukup seru sempat terjadi saat kami membahas tentang beberapa pilihan papan kampanye dengan beberapa cara komunikasi yang berbeda beda. Beberapa dari kami memilih sesuai dengan apa yang sudah terbukti berhasil dilakukan di Negara masing masing, seperti kampanye Democratic Alliance dipilih oleh partisipan dari afrika selatan, dan kebanyakan dari kami memilih kampanye tentang perubahan rezim, seperti yang terjadi saat era reformasi di Indonesia, dan ternyata walaupun cara komunikasi kampanye yang menjual dirinya selaku dewa tidak mendapatkan pemilih dari kami, ternyata itu adalah kampanye milik salah satu pemimpin Negara yang terbukti menang telak saat pemilu. Disitulah kami belajar lagi bahwa apa yang kadang kita yakini benar, belum tentu sesuai untuk komunikasi politik dan organisasi.  

Sebenarnya, kelas formal kami hanya dari jam 9 pagi -waktu bagian Jerman, begitu para fasilitator menyebut agar kami tidak terlambat-sampai dengan jam 6.30 sore. Tapi sesi diskusi bahkan terkadang lebih seru saat kami membahasnya di meja makan saat makan siang ataupun makan malam. Bahkan tak jarang setelah beristirahat dan mengerjakan tugas tugas kami kembali berkumpul di taman bawah akademi dekat bar untuk kembali berdiskusi, bertukar pendapat tentang kejadian kejadian menarik di Negara kami masing masing dan korelasinya dengan sesi yang kami ikuti sebelumnya.

Political Leadership, IAF, FNF
© FNF Indonesia

Ditengah ketegangan mengikuti seminar yang cukup serius dan seharian penuh, kami juga diajak untuk excursion ke Cologne, kami diberikan waktu untuk bersantai sejenak menikmati keindahan katedral kuno dan berjalan jalan sepinggir sungai Rhine. Tidak hanya itu, akademi juga mendatangkan personal trainer untuk mengajari kami bagaimana menghindari pegal pegal ditubuh akibat terlalu lama duduk saat di dalam kelas dengan stretching kecil yang bisa dilakukan dimana saja.

Tidak terasa kami sampai di hari hari terakhir seminar ini. Sebuah makan malam perpisahan disiapkan oleh staff akademi bagian dapur, ruangan makan disulap penuh warna warni ala karibia, kata kata perpisahan diucapkan sembari penyerahan sertifikat dan foto bersama kami beberapa hari sebelumnya. Sedih, terharu, seminar blues kata Bettina yang mengakhiri kebersamaan kami. Perjumpaan yang sangat singkat, namun membuat kami belajar banyak, tentang perbedaan pun persamaan yang terjadi di situasi politik dan organisasi yang kami geluti di belahan bumi yang berbeda. Kami percaya, pertemuan ini adalah pertemuan pertama kami, dan akan menjadi awal sebuah kerjasama di masa yang akan datang untuk kami, serta organisasi dan partai politik yang kami geluti.

Political Leadership, IAF, FNF
© FNF Indonesia

Saya percaya, setiap hari adalah hari yang baik untuk kita melakukan satu langkah maju. Dan berada di tengah tengah orang yang luar biasa dibidangnya yang ikut menjadi peserta dalam seminar ini adalah satu langkah maju untuk saya. Saya telah melakukan yang terbaik dalam seminar ini, berkontribusi langsung, bukan hanya di dalam kelas namun juga diluar kelas dan menyerap ilmu sebanyak mungkin, untuk bisa saya terapkan dalam langkah saya kedepannya. Sebuah kesempatan sekali seumur hidup yang saya dapatkan dari FNS yang tak henti membuat saya bersyukur dan membuat lengkungan senyum di wajah saya setiap saya mengingatnya.

DANKE SCHOEN FNS!!!

 

*Artikel ini adalah tulisan dari delegasi IAF asal Indonesia, Vita Maulidya Kurniasari yang bekerja sebagai Head of Training Division, Democrat Party – Banten Region.