DE

International Academy for Leadership
Semua Politik Bersifat Lokal

IAF Seminar "Local Politics and Citizen's Participation", 24 Juni - 6 Juli 2018
Peserta Seminar “Local Politics and Citizen’s Participation”

Peserta Seminar “Local Politics and Citizen’s Participation”

©

"Semua politik bersifat lokal" dapat dimulai dari individu, yang harus berperan dalam semua keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka. Mencari solusi di tingkat lokal, melibatkan individu yang bertanggung jawab dan memanfaatkan kompetensi dan pengetahuan lokal yang terdesentralisasi adalah prinsip penting untuk mendapatkan politik pemerintah lokal dekat dengan warga, mendorong partisipasi mereka, berkomunikasi dengan mereka secara lebih efektif dan membuat pemerintah lebih efisien. Namun demikian, pada kenyataannya politisi lokal di seluruh dunia menghadapi tantangan besar untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut karena masalah administratif, hukum, keuangan dan praktis. Selain itu, di dunia di mana metode komunikasi menjadi sangat beragam dan ruang online dan internet adalah platform yang berkembang bagi warga untuk secara aktif berkomunikasi satu sama lain dan otoritas lokal mereka - keterlibatan dengan warga negara menjadi semakin penting. Penting untuk dicatat bahwa metode komunikasi digital seperti ponsel telah membuat komunikasi lebih mudah di seluruh dunia.

Hal ini lah yang melatarbelakangi diadakannya Semiloka mengenai “Local Politics and Citizen Participation” yang dilaksanakan tanggal 24 Juni – 6 Juli 2018 di International Academy for Leadership (IAF), Gummersbach, Jerman.

Seminar ini bertujuan untuk mendapatkan pandangan, masukan dan pengalaman dari 25 peserta Seminar dari 18 Negara masing – masing terkait dengan politik local dan Liberalisme; konsep praktis di tingkat local; contoh pengalaman terbaik, pencapaian dan lain sebagainya.  Peserta Seminar kali ini meliputi politisi yang aktif di Pemerintah Lokal liberal seperti anggota dewan (councilors), Walikota atau perwakilan cabang Partai; Perwakilan NGO dan kelompok warga yang focus di tingkat local saat ini; Politisi atau individual yang terlibat dengan isu Pemerintah Lokal; Fungsionaris partai politik liberal yang terlibat dalam pelatihan politik local atau struktur partai di tingkat local.

Dalam seminar ini menggunakan metode curah pendapat, diskusi kelompok, simulasi dan pelatihan individual yang praktis.  Ini akan termasuk kelompok kerja, latihan simulasi dan pelatihan individu yang praktis. Termasuk membahas konsep-konsep praktis tentang bagaimana cara bekerja dengan sukses di tingkat lokal dalam situasi tertentu dengan banyak keterbatasan di luar kemampuan pengambilan keputusan para anggota dewan dan walikota. Ada lima subjects yang menjadi topic bahasan yaitu, Politik Pemerintah Lokal; Ide – ide pembaruan/reformasi bagi Pemerintah Lokal; Partisipasi sebagai sebuah elemen Good Governance di tingkat lokal; Pentingnya komunikasi yang efektif – mendengar, keterlibatan, dan komunikasi; dan Politik local, partai politik dan masyarakat sipil.  Proses dan hasil kegiatan adalah sebagai berikut;

SEMINAR & LOKAKARYA

Pada hari Pertama kegiatan, peserta diperkenalkan tentang profil Friedrich Naumann Stiftung/ Friedrich Naumann Foundation; termasuk mengenalkan lokasi kegiatan (IAF). Sessi ini dipresentasikan oleh Ms. Bettina Solinger, Direktur IAF. Selanjutnya pada hari berikutnya kegiatan di kelas, peserta mulai membahas subject pertama mengenai Local Government Politics dengan membagi kelompok. Masing – masing mendiskusikan untuk mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan mengenai apa yang dimaksud “politik local” di masing – masing Negara dengan dilihat dari tiga elemen: kompetensi dan otonomi, system politik, dan pencapaian masalah serta tantangannya. Batasan politik local dalam hal ini adalah pada tingkat Kota.

Kegiatan kelas berikutnya membahas topic tentang Liberal Local Government Politics. Pembahasan ini mengenai nilai – nilai dan prinsip – prinsip libelarisme dengan menggunakan metode puzzle. Ada 25 istilah dimana peserta dimintakan pendapatnya mengenai makna dan relevansi terkait dengan masing – masing istilah – istilah tersebut, bagaimana dan mengapa istilah tersebut relevan dengan nilai dan prinsip – prinsip liberalisme.  

Puzzle: Liberalism and ..

Puzzle: Liberalism and ..

Setelah peserta memberikan pendapatnya mengenai pemahaman tentang masing – masing istilah. Pada topic Reform Ideas Local Government, kerja kelompok memberikan Ide mengenai konsep reformasi bagi Pemerintah Lokal berdasarkan pengalaman atau contoh terbaik di Negara masing – masing, serta dimana kebutuhan Negara untuk melakukan reformasi. Hal ini penting di diskusikan agar kita bisa memberikan ide terutama dengan memilih lima prioritas penting yang dibutuhkan bagi konsep reformasi Pemerintah Lokal untuk keberlangsungan dan penggalangan dana. Secara umum dari hasil diskusi kelompok, ada lima prioritas penting untuk ide konsep reformasi yaitu Transparansi, perencanaan dan monitoring, budget reform/e-budgeting, akuntabilitas dan tax reform.

Pada materi topic Communication as a Prerequisite for Successful Citizen Involvement, lebih menekankan bagaimana ketrampilan komunikasi kita  supaya tidak terjadi salah paham, karena dalam kontek tinkat lokal, komunikasi merupakan salah satu alat politik. Dalam topic ini peserta belajar mengenai prinsip komunikasi, struktur dalam berkomunikasi serta merefleksikan cara berkomunikasi selama ini. Ketrampilan komunikasi ini sangat penting dalam kontek politik, untuk menghindari terjadinya salah paham terutama ketika berbicara di depan public. Kesuksesan dalam komunikasi menjadi sangat penting mempengaruhi keterlibatan warga dalam tingkat local. Hal ini juga diperkuat oleh Pembicara dari MP North Rhine-Westphalia, Franziska Muller-Rech, MdL yang merupakan juru bicara FDP untuk sekolah yang diundang dalam kelas materi komunikasi.

Making Your Voice Heard when Opposition menjadi topic materi selanjutnya yang dibahas dalam kelas. Pada materi ini mendiskusikan bagaimana membuat suara atau pendapat kita di dengar ketika berada pada oposisi. Bagaimana meraih media dan menaikan isu yang penting terhadap konstituen dan partai untuk membedakan dengan partai lainnya.  Ada tiga topic yang di diskusikan dalam kelompok yaitu mengenai e-government; privatisasi layanan; administrasi yang ramah bagi warga negara.  

suasana kelas

suasana kelas

Strategy menjadi kebutuhan dalam politik local, partai politik dan masyarakat sipil. Dengan menggunakan satu contoh dalam masing – masing kelompok, peserta mendiskusikan mengenai kebutuhan bagi startegi pendekatan ,pentingnya visi dan misi yang jelas, mengembangkan sebuha strategi bagi politik pemerintah local, dan pentingnya pengamatan lingkungan yang mendalam dan jujur untuk membuat keputusan startegi yang tepat.     

Pada materi terakhir kelas, selanjutnya mendiskusikan mengenai  kelompok sasaran dan gambaran sasaran berdasarkan hasil diskusi kelompok mengenai Perencanaan Startegi pada hari sebelumnya. Diskusi untuk menentukan tiga kelompok sasaran. Kemudian dalam akhir kelas, masing – masing kelompok kembali mendiskusikan tentang rekomendasi bagi penguatan Pemerintah Lokal. Untuk kelompok NGO rekomendasinya adalah penguatan Pemerintah local melalui kolaborasi dengan Pemerintah Lokal untuk memberikan dukungan tehnis; penguatan NGOs Lokal melalui membentuk jejaring; mengintegrasikan dan meningkatkan partisipasi warganegara/masyarakat; Komunikasi dan perencanaan strategi untuk mempengaruhi politik local dengan koordinasi, kerjasama, inisiatif percontohan yang dapat menjadi kebijakan.     

EXCURSION

Kegiatan excursion dilakukan untuk melihat dan mendengarkan pengalaman baik dari beberapa tokoh Pemerintahan/Partai, organisasi, perusahaan dan lembaga/instansi di beberapa kota seperti Coesfeld, Leverkusen, Dusseldorf, Munster dan Monheim am Rheim.

Probierwerk

Probierwerk

Pada tanggal 27 June, dilakukan excursion ke Leverkusen dengan mengunjungi The Agency for Economic Development yang mengembangkan dan mengelola Probierwerk, yaitu tempat untuk pengembangan dan pertukaran keterampilan teknis dan kreatif; menawarkan suasana yang menginspirasi atas pengerjaan ide-ide baru, memberikan para ahli hari esok kesempatan untuk mengujinya. Directur Badan Pembangunan Economi, Frank Obermaier menyampaikan tujuan Probierwerk adalah menetapkan probierwerk sebagai tempat untuk inovasi dan kreativitas, membangun jaringan Probierwerk, membantu penerapan solusi digital SME, dan menjadi alternatif yang baik untuk membangun hubs. Mereka bekerja secara kolaborasi dengan 3 partners: WFL Leverkusen, ZDI-Network Leverkusen, dan Ausbesserungswert Leverkusen e.V.

NRW Confederation

NRW Confederation

Selanjutnya excursion berlanjut ke Kota Dusseldorf untuk bertemu dengan Association of Cities and Municipalities North-Rhein Westphalia dimana asosiasi ini merupakan konfederasi kota – kota di wilayah NRW. Konfederasi ini bertujuan agar kepentingan warga dalam memberikan pendapat dan masukan dapat terakomodir. Konfederasi mewakili kepentingan warga terkait dengan memberikan komentar terhadap draft peraturan; berpartisipasi dalam dengar pendapat di Parlemen Negara bagian; berbicara dengan Pemerintah Negara Bagian; dan berbicara dengan anggota parlemen Negara Bagian. Konfederasi dalam menyampaikan informasi kepada anggota dan masyarakat melalui surat kepada anggota masyarakat; bulletin online; pertemuan board dan anggota; portal/internet untuk anggota, dan majalah yang diterbitkan secara periodik.

Henning Hone, MdL

Henning Hone, MdL

Pada tanggal 30 June, kembali melakukan excursion ke Munster bertemu dengan NGO yang  berfokus pada pengembangan technologi (online) untuk lebih meningkatkan partisipasi warga negara/masyarakat di Munster dalam menentukan nasib dan pengambilan keputusan terkait dengan Munster. Saat ini internet menjadi alat yang dianggap sangat efektif untuk menyebarkan dan menyampaikan informasi dan pendapat.  Melalui Asosiasi Jaringan Masyarakat (Verein Burgernetz), NGO ini mengembangkan platform internet gratis dan bersifat non-komersial untuk membantu dan mendukung masyarakat mendapatkan informasi terkait dengan Munster dan termasuk mendorong partisipasi masyarakat dalam Politik local. Melalui Burgernetz.de, website ini salah satu section adalah menawarkan partisipasi masyarakat. Melalui  Bugernetz.de,masyarakat memungkinan untuk berpatisipasi untuk menyampaikan Hak partisipasi (saran, keluhan, waktu pertanyaan, permintaan warga, inisiatif warga negara dan referendum lokal); Penawaran sukarela (Walikota, operasi, survei warga, partisipasi anak), dan Partisipasi aktif, keterlibatan dalam perencanaan (audiensi publik, pengungkapan informasi). Pada hari berikutnya melakukan pertemuan di Coesfeld yang merupakan Rural District di wilayah North Rhein-Westphalia. Bertemu dengan Henning Hone, MdL, Ketua tingkat Kabupaten Free Democratic Party Coesfeld, dan sebagai juru bicara untuk urusan local di Parlemen Negara Bagian NRW.  Henning berbicara mengenai tantangan dan peluang pembangunan di masa depan di Rural District.

Berbeda dengan Pemerintahan di Indonesia, rural district di Negara Jerman mempunyai tugas dan kewenangan yang terbagi dalam tig kategori: 1) Tugas wajib bagi pemenuhan atas permintaan (Pendaftaran UU, Pertahanan Sipil, Pengaturan Hukum dan Pengawasan Konstruksi), 2)Tugas administrasi diri yang wajib (Administrasi sekolah, Taman kanak-kanak, Pembuangan limbah dan pembuangan sampah, Kesejahteraan sosial dan pemuda, Kesetaraan), 3)Tugas swadaya  (Bioskop, museum, taman, balai kota, pendanaan untuk pemuda dan klub olahraga, promosi kegiatan-ekonomi). Tantangan dalam mengatur dan mengelola Rural District adalah terkait dengan situasi anggaran; pendidikan dan pekerjaan, dengan mengejar melalui dua kelas parallel. Kemudian akan memperluas sekolah all-day school, memperkuat siswa secara kualitatif dan membuat siswa lebih fleksibel dalam belajar. Untuk memastikan pasokan sekolah bagi anak-anak dengan kesulitan belajar, serta berkomitmen untuk memastikan pasokan kelas spesialis yang memadai secara nasional. Tantangan selanjutya adalah terkait dengan infrastruktur dan Kesehatan yang layak. Pada infrastruktur akan fokus pada pelestarian, modernisasi dan perluasan infrastruktur transportasi yang tepat. Diharapkan kawasan perumahan dan komersial dapat terhubung secara andal ke jaringan jalan raya supraregional, serta akan meningkatkan daya tarik transportasi umum di kota dan di pedesaan. Di bidang digitalisasi, akan mempromosikan dan menyebarluaskan proyek broadband warga untuk instalasi individu di daerah pedesaan.

Excursion dilanjutkan dengan bertemu Ketua FDP Munster (Manuel Lascasas)  dan Wakil Ketua FDP Munster (Sandra Wubken). Sandra menekankan kepada keterlibatan anggota baru (perempuan) dalam partai dan penguatan jaringan liberal di NRW. Bahwa keterlibatan perempuan dalam parlemen di Negara Jerman masih 30,7% , sebanyak 21,9% adalah dari Partai Liberal. Di FDP sendiri, anggota perempuan baru 22,6% sehingga FDP terus melakukan upaya rekruitmen dan mendorong untuk lebih banyak perempuan terlibat. Upaya – upaya yang dilakukan seara local/regional adalah dengan melakukan pendekatan langsung, pendekatan melalui kelompok perepmuan liberal, pendampingan program – program seperti struktur partai, ketrampilan retorika dan membangun jejaring), membuat pernyataan – pernyataan sebagai komitmen. Peran partai untuk meningkatkan partisipasi perempuan antara lain dengan mempromosikan perempuan sebagai pemeran utama, merubah kultur partai dan kepemimpinan, lebih banyak perempuan dalam posisi kepemimpinan (role model), dan proses – proses transparan dalam pembuatan keputusan. Hal penting lainnya yang dipelajari dalam excursion adalah mengenai Perencanaan Pengelolaan Air yang disampaikan oleh Dr. Dirk Wernike, Eksekutif Direktur Stadwerke Munster, dan Hans Varnhagen, anggota City Council Munster.

Di Kantor DP Munster

Di Kantor DP Munster

Salah satu kegiatan yang menarik dalam akhir excursion adalah bertemu dengan Walikota muda Monheim am Rheim, Daniel Zimmermann. Daniel menyampaikan pengalaman mendirikan Partai local kaum muda PETO, dan kesuksesan PETO masuk dalam Pemerintahan dengan Daniel terpilih sebagai Walikota termuda (usia 27 tahun) dan kembali terpilih untuk periode kedua. Salah satu pengalaman terbaik yang berhasil dicapai oleh Daniel sebagai Walikota adalah dengan berhasil menurunkan pajak perdagangan, lalu mengalokasikan untuk pembangunan masjid bagi dua Asosiasi Masjid di Monheim. Pemerintahan Daniel juga mengembangkan Monheim Pass sebagai elemen inti dari strategi digitalisasi. Monheim Pass ini merupakan akses digital untuk kewarganegaraan Monheim ke berbagai layanan di Kota Monheim. Selain itu Daniel juga mengubah ruang layanan yang lebih ramah bagi warga di Kantor Walikota, seperti interior yang menarik dan bewarna-warni serta nyaman,  dan menyediakan ruang bermain anak.  

Dengan Walikota Monheim am Rhein

Dengan Walikota Monheim am Rhein

Dengan demikian hal – hal yang dipelajari dalam kegiatan Excursion adalah mendekatkan dan mempermudah keterlibatan warganegara/masyarakat untuk berpartisipasi melalui internet, penurunan pajak yang mendorong pertumbuhan ekonomi dikarenakan dengan penurunan pajak tersebut menjadi factor penarik para investor memberikan investasi di Kota Monheim, dan banyak anak – anak muda yang tertarik dan terlibat dalam politik, Layanan yang ramah dan nyaman bagi warga.

 

*Artikel ini adalah tulisan dari delegasi IAF asal Indonesia, Hening Budiyawati yang bekerja sebagai Facilitator of Institution of Empowerment Movement (Lembaga Gerak Pemberdayaan/LeGePe).