DE

Demokrasi
Bagaimana Saya Terlibat di Dunia Politik

Politik di Jerman, Anak Muda di Dunia Politik, Stefan Piech, Praktikan FNF Indonesia
Stefan Piech, Anak Muda di Dunia Politik, Praktikan FNF Indonesia, Jerman
© Stefan Piech

Berbicara mengenai politik, masing-masing orang memiliki minat ketertarikan yang berbeda-beda. Sebagian bahkan berpendapat bahwa politik hanyalah sebuah alat kotor untuk memperoleh kekuasaan, Sehingga tak jarang orang-orang memilih untuk menjauh dari politik apalagi berkecimpung dalam sebuah organisasi politik. Berikut sebuah artikel yang menarik dari Stefan Piech, praktikan FNF Indonesia yang menceritakan pengalamannya mengenali lebih dekat apa itu politik, hingga dirinya memutuskan untuk terjun dalam sebuah organisasi politik di Jerman.

Stefan Piech (24), saat ini merupakan seorang Praktikan di Friedrich Naumann Foundation Jakarta. Ia menceritakan mengapa dan bagaimana ia menjadi anggota aktif sebuah partai politik.

Kembali ke tahun 2012, ketika saya berusia 20 tahun, saya pindah dari kampung halaman saya ke Münster, sebuah kota mahasiswa kecil di tengah negara bagian North Rhine Westphalia, Jerman. Sebelum tahun 2012, saya tidak memiliki banyak kontak dengan politik di kehidupan saya sehari-hari selain menonton berita-berita tentang partai politik atau berdiskusi tentang politik di kampus.

Hal ini tidak berubah begitu saja ketika saya tiba di Münster. Hingga beberapa saat kemudian, setelah saya bertemu dengan orang-orang yang aktif di bidang politik, saya sadar bahwa tidak ada yang menghentikan saya untuk melakukan hal yang sama. Saya ingat satu hari yang mengawali itu semua. Saat itu saya sedang membaca sebuah buku tentang Andrei Sacharov, penemu bom termonuklir yang kemudian menjadi seorang pendorong kemerdekaan dan reformasi sipil. Dalam autobiografinya, Sacharov menulis tentang kehidupannya dan bagaimana ia harus berjuang untuk kebebasannya.

Saat itu, saya juga sempat menghadiri sebuah acara kecil-kecilan di Universitas Münster bersama Daniel Bahr, mantan menteri kesehatan Jerman dari Free Democratic Party (FDP) sekaligus alumnus Universitas Münster. FDP merupakan salah satu partai yang paling mapan di Jerman dengan sejarahnya yang panjang dalam parlemen dan pemerintahan Jerman. Dalam kesempatan tersebut, Bahr berbicara tentang awal karier politiknya dan bagaimana beliau menggabungkan karya politik dengan studinya di bidang ekonomi. Saya sangat takjub dan ingin sekali menjadi seperti beliau dan terlibat dalam partai politik untuk dapat mengimplementasikan pengetahuan yang saya dapatkan selama berkuliah.

 

Stefan Piech, Anak Muda di Dunia Politik, Praktikan FNF Indonesia, Jerman
Daniel Bahr (tengah) mengunjungi alma maternya, Universitas Münster tahun 2013 © Stefan Piech

Saya tahu bahwa dalam hal pandangan politik, saya percaya akan kebebasan dan penentuan nasib sendiri. Oleh karena itu, saya mulai mencari-cari di Internet, menemukan acara-acara yang diselenggarakan sayap muda FDP di Münster dan akhirnya menghadiri acara pertama saya di sana. Bapak Robin Tiemeier, salah satu orang paling pintar yang saya kenal, saat itu menjadi penanggung jawab sayap pemuda FDP di Münster. Saya tahu bahwa di tempat itu, saya ingin bertukar pikiran dan juga menjadi aktif secara politis.

Pada awalnya, saya berpartisipasi di berbagai pertemuan sayap pemuda FDP di Münster dan mulai mendapatkan banyak teman dan banyak belajar melalui diskusi-diskusi. Setiap dua atau tiga minggu, seseorang akan mempresentasikan sebuah topik yang telah ia teliti sebelumnya. Tak berapa lama kemudian, tibalah giliran saya. Presentasi saya membicarakan tentang biaya pemeliharaan di bandara Münster yang sangat tinggi yang berujung pada kerugian bagi kota itu sendiri. Setelah presentasi, kami mendiskusikan apakah Münster memang perlu memiliki bandara sendiri ketika sudah ada bandara-bandara lain yang jaraknya tidak jauh di Dortmund dan Düsseldorf

Stefan Piech, Anak Muda di Dunia Politik, Praktikan FNF Indonesia, Jerman
Diskusi seputar isu politik dalam International Academy for Leadership (IAF) oleh Friedrich Naumann Foundation di Gummersbach, Jerman, 2014 © Stefan Piech

Pada waktu itu saya juga memperoleh banyak teman dari kota-kota lain yang terlibat aktif dalam sayap pemuda FDP dan menghadiri berbagai acara yang mereka selenggarakan. Berkat Facebook, sangat mudah bagi saya untuk tetap menjalin kontak dan berbagi ide-ide dengan mereka.

Di kota mahasiswa layaknya Münster, sangat lumrah bagi orang-orang untuk menetap hingga tamat S1 saja. Namun pada tahun 2014, terdapat sebuah lowongan untuk menjadi anggota dewan dalam sayap pemuda partai saya, FDP, di Münster. Saya maju sebagai kandidat dan terpilih menjadi bagian di dalammnya. Untuk memotivasi anak muda lainnya agar turut serta terlibat dalam politik, kami turun ke jalan dan berbicara dengan mereka, mengadakan acara di daerah pelabuhan tua dan membagikan bir secara gratis bagi siapa saja yang memberikan like di halaman Facebook kami. Kami juga mengunjungi surat kabar lokal untuk mendapatkan gambaran kerja harian para staf editorial dari dalam sambil membagikan ide-ide kami kepada mereka. Selain itu, kami juga mengundang pembicara-pembicara dari universitas untuk mendiskusikan berbagai macam isu seperti contohnya proyek-proyek infrastruktur di kota Münster.

Bagi saya, politik lebih dari sekedar berpartisipasi di dalam acara-acara saja. Di sini, saya juga memperoleh banyak teman baik di berbagai kota yang masih dekat dengan saya hingga saat ini. Di samping pekerjaannya, selalu ada kesenangan yang didapatkan dengan menjadi aktif di organisasi politik untuk pemuda seperti jalan-jalan atau sesekali pergi keluar bersama untuk minum.

Saya tidak sendiri dengan pilihan saya untuk aktif berpolitik. Seperti saya, semakin banyak anak muda di Jerman menunjukkan minat di bidang politik. Menurut penelitian Shell Youth Study terbaru, presentase pemuda Jerman yang tertarik dengan politik meningkat 31% menjadi 41% dalam 13 tahun terakhir.

Stefan Piech, Anak Muda di Dunia Politik, Praktikan FNF Indonesia, Jerman
Jajaran Anggota Dewan Sayap Pemuda FDP di Münster, Jerman, 2014 © Stefan Piech

Dengan peningkatan tersebut, meningkat pula jumlah pemuda yang berminat untuk berpartisipasi di dunia politik. Beberapa dari mereka bergabung dengan partai-partai politik dan banyak juga yang bekerja di LSM untuk isu-isu seperti Hak Asasi Manusia atau lingkungan hidup. Hal ini juga disebabkan oleh fakta bahwa kehidupan di dunia bergerak semakin cepat sedangkan politik memerlukan waktu. Anak muda hidup di dunia tempat mereka mengharapkan gratifikasi instan dan menganggap tweets bahkan terlalu lama untuk dibaca. Rentang perhatian yang singkat, salah satu ciri khas dari generasi Y.

Sebagian besar orang tidak begitu saja memutuskan untuk aktif berpolitik ketika mereka bangun di pagi hari. Mereka perlu dimotivasi untuk mau berpartisipasi, seringkali melalui orang-orang atau organisasi yang menjangkau dan mengajak mereka untuk bergabung. Kini semakin sering orang menerima undangan untuk berpartisipasi melalui grup-grup Facebook yang dibentuk oleh teman-teman atau komunitas maupun podcast dari organisasi-organisasi politik.

Stefan Piech, Anak Muda di Dunia Politik, Praktikan FNF Indonesia, Jerman
Turnamen Voli Sayap Pemuda FDP di Stade, Jerman © Stefan Piech

Seperti saya, terdapat berbagai alasan bagi seseorang untuk terlibat dalam politik. Mungkin saja itu sebuah alasan personal seperti sebuah acara yang mengubah hidup mereka. Bisa juga mereka menerima sebuah undangan dari teman, organisasi, partai politik, atau kampanye seorang kandidat. Sosialisasi, pengalaman hidup dan sikap seseorang terhadap politik dapat memengaruhi partisipasinya. Beberapa orang memiliki kesadaran akan tanggung jawab sipil dan kepercayaan bahwa mereka dapat memengaruhi pemerintah,  yang mendorong mereka untuk bergerak. Sayangnya, rintangan-rintangan seperti urusan administrasi juga menghalangi sebagian orang untuk terlibat dalam politik

Orang dapat membangun kebiasaan untuk berpartisipasi dalam politik melalui berbagai proses sosialisasi politik yang memungkinkan seseorang untuk membentuk pandangan, sikap dan aksi politis mereka.

Stefan Piech, Anak Muda di Dunia Politik, Praktikan FNF Indonesia, Jerman
Kampanye FDP di Nord Rhein Westphalia bersama ketua umum Christian Lindner, pilkada 2015 © Stefan Piech

Pengalaman politis yang didapatkan di lingkungan keluarga, sekolah, kelompok pertemanan dan keagamaan, komunitas serta media massa dapat memotivasi seseorang untuk menjadi partisipan politik seumur hidupnya. Pelajar dan mahasiswa dapat mengumpulkan pengalaman dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kepemimpinan seperti OSIS atau BEM atau program-program relawan dalam komunitas. Kegiatan semacam ini menempatkan para pemuda dalam sebuah jaringan sosial dan politis dengan orang-orang yang memiliki tanggung jawab sipil, kepercayaan bahwa seseorang memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

Kepentingan politik dewasa ini semakin didukung oleh kemampuan masyarakat untuk mengambil bagian dalam politik dan mengekspresikan pendapat mereka dengan lebih mudah melalui berbagai media digital. Orang-orang merasa memiliki lebih banyak suara dalam pemerintahan dan mampu menjangkau para pemimpin melalui e-mail atau forum-forum diskusi online. Para pemimpin politik beramai-ramai membuat akun media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk membagikan informasi dan lebih banyak berinteraksi dengan konstituen mereka.

Ekspektasi bahwa partisipasi dalam politik akan bermanfaat di kemudian hari juga memicu orang-orang untuk menjadi aktif di sana. Beberapa orang termotivasi oleh kesempatan untuk berhubungan dengan para pemimpin yang berpengaruh dan untuk memperoleh keuntungan material seperti kemajuan karier atau bantuan dalam masalah pribadi. Sementara itu, sebagian lainnya menyukai kesempatan untuk dapat bertemu dan bersosialisasi dengan banyak orang sambil bekerja bersama atau merasa bahagia jika dapat melakukan sesuatu yang baik bagi masyarakat.