DE

Council of Asian Liberals and Democrats
CALD Kaukus Perempuan Internasional: Perempuan Berdayakan Perempuan

Taipei dan Taichung, 10 - 14 Agustus 2017
Peserta CALD Women's Caucus and Conference
Peserta CALD Women's Caucus and Conference © FNF Indonesia

Sejak tanggal 10 Agustus hingga tanggal 14 Agustus 2017, Dewan Liberal dan Demokrat di Asia - Council of Asian Liberals and Democrats (CALD) bersama partai pemerintah Taiwan, Partai Demokrasi Progresif Taiwan (DPP), mengadakan kaukus perempuan internasional berupa konferensi dan pelatihan, bertemakan Perempuan Berdayakan Perempuan, Pengalaman dari Seluruh Asia. Acara diselenggarakan di Hotel Shangri-la Far Eastern, Taipei, Taiwan. Jayanti Devi Balaguru dari Partai Gerakan Rakyat Malaysia menjadi ketua panitia kaukus tersebut.

Tanggal 10 Agustus acara dimulai dengan makan malam serta pertunjukan musik untuk menyambut kedatangan para delegasi internasional. Sekretaris Jendral DPP Yao-Fu Hung, pendiri CALD Maysing Yang, mantan ketua umum CALD Hsin-Liang Hsu berturut-turut memberi kata sambutan.

Kemudian hari berikutnya, Tsai Ing-Wen Presiden Taiwan datang untuk membuka konferensi, kehadirannya membuat acara semakin istimewa. Pada pidato pembukaan ia menyampaikan bahwa dengan mempromosikan keseteraan gender di Taiwan telah terbukti menegakan nilai-nilai demokrasi. Ia juga menyampaikan agar keseteraan gender dalam masyarakat dapat benar-benar terealisasikan, kita harus memberikan kebebasan kepada setiap perempuan untuk memilih peran yang mereka inginkan di masyarakat, dan kesempatan untuk mencapai aspirasinya.

Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen menyampaikan pidato pembukaan

Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen menyampaikan pidato pembukaan

Penyelenggara mengundang pembicara, moderator dan peserta dari berbagai negara tidak hanya dari belahan Asia namun juga dari Macedonia, Belanda dan Swedia. Kanti W. Janis diundang menjadi salah satu moderator pada panel diskusi tanggal 11 Agustus 2017. Kanti juga merupakan delegasi Indonesia dari departemen penelitian dan pengembangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, bersama Emmy Margaretha. Saat membuka sesi diskusi panel ia menyebutkan beberapa diskriminasi yang masih dilakukan media Indonesia terhadap perempuan. Misalnya di tahun 2015 saat Presiden Joko Widodo memilih panitia seleksi ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), media lebih banyak membahas gender 9 panitia tersebut yang kebetulan perempuan dibandingkan pencapaian karir mereka. Sementara jika di banyak posisi seluruhnya diisi pria, tidak satupun media membahas gender mereka. Selain perwakilan dari PDI-P, juga diundang peserta dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Sawitri S. dan Rahman Attaymini. 

Tanggal 12 Agustus 2017, Jayanthi Devi Balaguru, sebagai ketua Kaukus menyimpulkan beberapa poin hasil konferensi yaitu sebagai berikut:

  1. Undang-undang keseteraan gender- setiap negara anggota CALD harus mengadopsi keseteraan gender di dalam undang-undang negaranya.
  2. Globalisasi Konvensi Istanbul- Liberal International dan International Network of Liberal Women (INLW) baru-baru ini berinisiatif penglobalisasika Konvensi Istanbul tentang Pencegahan dan Melawan Kekerasan terhadap Perempuan.
  3. CALD Women’s Caucus harus berperan aktif dalam menyelenggarakan Konferensi Perempuan ke-V PBB, yang mana telah begitu lama tdak diselenggarakan (terakhir bulan Oktober 1995 di Beijing).

Dalam kaukus ini para pemimpin dari berbagai negara berkumpul. Di antaranya; Dr. Kalaya Sophonpanich wakil ketua Partai Demokrat Thailand, Rosario Manalo mantan Duta Besar Filipina untuk Swedia, Emiliy Lau  Mantan Ketua Partai Demokrat Hong Kong dan sekarang menjadi Direktur Hubungan Internasional,Apu’u Kaaviana anggota Dewan Masyarakat Adat Taiwan, Emil Kirjas Sekretaris Jendral Liberal Internasional, Bi-Khim Hsiao Presiden Legislatif Taiwan, serta beberapa anggotanya; Chia-Chyuan Su dan Li-Feng Lee.  

Pada kaukus hari ketiga, Kanti W. Janis juga menyampaikan ketidaksetujuannya apabila pencapaian feminis di dalam politik diukur dengan banyaknya perempuan yang bisa duduk di parlemen. Sebab seorang perempuan belum tentu adalah seorang feminis. Banyak anggota parlemen perempuan yang tidak memegang nilai feminisme, malah ada yang menolak alat kontrasepsi, menolak peraturan pelarangan poligami bagai pegawai negari dan sebagainya. Hal terpenting adalah berapa banyak orang-terlepas dari gendernya-yang mau membawa nilai-nilai feminisme dan mengimplementasikannya di parlemen.

Kanan-Kiri: Yu-Chiou Tchen, Kanti W. Janis, Jayanti Devi Balaguru, Emily Lau dan Li-Feng Lee
Kanan-Kiri: Yu-Chiou Tchen, Kanti W. Janis, Jayanti Devi Balaguru, Emily Lau dan Li-Feng Lee © FNF Indonesia

Kaukus ini juga menyikapi penangkapan senator ternama Filipina, Leila de Lima. Ia ditangkap atas tuduhan terlibat dalam rantai penjualan narkoba. Namun de Lima menolak tuduhan itu dan menganggap penangkapannya adalah bentuk persekusi dari Presiden Filipina Rodrigo Duterte sebab ia adalah politisi yang sangat vokal dalam mengkritisi kebijakan martial laws, ia juga menyebut Duterte sebagai pembunuh berantai yang mengalami gangguan jiwa. Untuk mendukung senator Leila de Lima, panitia mengedarkan petisi untuk ditandatangani para peserta sebagai bentuk dukungan moril kepadanya.

Tanggal 13 Agustus pukul 7.30 pagi, seluruh delegasi bersama panitia berangkat menuju kota Taichung. Taichung adalah kota kedua terbesar setelah New Taipei. Kota ini dipenuhi arsitektur modern dan ramah lingkungan. Setelah sekitar 2,5 jam perjalanan, akhirnya para peserta tiba. Jadwal cukup padat, dimulai dengan sambutan dari wakil walikota Taichun Lin Yi-Ying, kemudian dilanjutkan dengan workshop oleh Dr. Tesa Casal De Vela fasiltator dari Filipina bertema kesetaraan. Tesa tidak hanya membicarakan kesetaraan gender, tapi kesetaraan dalam segala aspek. Mulai dari gender, latar belakang, status sosial dan lain sebagainya. Workshop ditutup dengan makan siang bersama, sesudahnya peserta diajak tur keliling Taichung untuk melihat National Taichung Theather,  Museum Legislatif Yuan, Guangfu International NGO Center. Selesai tur delegasi diundang makan malam penutupan di hotel Tempus oleh istri walikota Taichung.  Makan malam tersebut sekaligus menandakan berakhirnya acara Kaukus Perempuan CALD. Setelah melalui hari yang panjang di Taichung seluruh peserta kembali ke Taipei dan pada esok harinya akan kembali ke negara masing-masing.

Kunjungan ke Guangfu International NGO Center, Taichung, tanggal 13 Agustus 2017
Kunjungan ke Guangfu International NGO Center, Taichung, tanggal 13 Agustus 2017 © FNF Indonesia