DE

Perubahan Iklim
Daruratnya Komunikasi Isu Perubahan Iklim

Climate Influencer Meeting 2019 “Uniting Diverse Voices for a Message of Change”, Bandung, 11-13 April 2019
Workshop Climate Influencer Meeting 2019, Bandung, 11-13 April 2019
Peserta Workshop Climate Influencer Meeting 2019 bersama Narasumber Lia Zakiyyah, Communications Specialist, President's Special Envoy on Climate Change © FNF Indonesia, Climate Institute

Perubahan Iklim bukanlah sebatas permasalahan ilmiah, namun juga merupakan permasalahan sosial yang tanpa pandang bulu akan merugikan semua orang di belahan dunia manapun. Perdebatan seharusnya bukanlah mengenai, “Perubahan iklim merupakan hal yang nyata atau isapan jempol semata?”, namun sepatutnya diskusi akan rencana aksi untuk mencegah kerusakan bumi yang lebih parah lagi. Dibutuhkan sebuah pergerakan sosial sebagai jawaban dari permasalahan sosial perubahan iklim. Akselerasi akan rencana aksi dan pelaksanaannya haruslah didorong dengan komunikasi yang efektif dan persuasif terkait isu urgent perubahan iklim.

Keterlibatan publik ataupun komunitas dalam isu perubahan iklim sangatlah penting. Ilmuwan dan para pemangku kepentingan sepatutnya membantu publik untuk mengerti akan tantangan dan kesempatan yang ada agar masukan dari semua pihak dapat membentuk, mendukung dan mengimplementasikan kebijakan adaptasi dan mitigasi yang bertujuan pada masa depan berkelanjutan.

Melibatkan seluruh pihak dalam penanganan perubahan iklim terdengar mudah, namun ada banyak langkah yang harus diambil. Pertama-tama, diperlukan analisa mengenai tantangan komunikasi isu perubahan iklim sebelum kita dapat menyusun strategi komunikasi perubahan iklim. Menurut Moser (2010), terdapat delapan (8) tantangan dalam meningkatkan public engagement agar terciptanya perubahan sosial. Kesepuluh hal itu adalah:

  1. Penyebab perubahan iklim yang tidak tampak
  2. Dampak perubahan iklim yang seolah-olah jauh dari kehidupan sehari-hari
  3. Aktivitas manusia yang tidak langsung berhubungan dengan alam
  4. Hasil dari aksi perubahan iklim yang tidak dapat langsung dirasakan
  5. Otak Homo Sapiens vs. Tenaga Homo Technologicus
  6. Rumit dan tidak pastinya isu perubahan iklim
  7. Adanya anggapan atas kurang mendesaknya isu perubahan iklim
  8. Adanya kepentingan ekonomi pribadi yang lebih krusial
Workshop Climate Influencer Meeting 2019, Bandung, 11-13 April 2019
Narasumber Lia Zakiyyah, Communications Specialist, President's Special Envoy on Climate Change © FNF Indonesia, Climate Institute

Setelah itu, diperlukan sebuah analisa akan pandangan masyarakat (target audiens) atas perubahan iklim. Mengacu pada konteks sosial Amerika Serikat, terdapat enam (6) tipe pandangan, yaitu alarmed, concerned, cautious, disengaged, doubtful, dan dismissive. Adanya perbedaan ini tentu dibangun dari beragam latar belakang tiap orang, yaitu nilai-nilai, kepercayaan, identitas dan pemikiran lain yang dimilikinya. Dalam mendorong perubahan tingkah laku seseorang membutuhkan pola komunikasi yang efektif, yaitu “talk in their language”,  baik melalui nilai-nilai, kepercayaan, identitas, atau hal lainnya yang sangat dekat dan dimengerti olehnya.

Perubahan Iklim adalah permasalahan perilaku, sehingga #UbahPerilaku adalah kunci mengatasi perubahan iklim.

Berangkat dari besarnya pengaruh influencer media sosial di era digital untuk menarik minat, kesadaran, dan keterlibatan publik akan sebuah isu menjadi alasan utama penyelenggaraan Climate Influencer Meeting 2019 di GH Universal Bandung pada 11-13 April 2019 lalu.  Climate Influencer Meeting2019  adalah sebuah aksi komunikasi perubahan iklim yang mendorong terjadinya #UbahPerilaku menjadi generasi muda yang identik dengan prinsip hidup: Get Smart, Get Loud, Get Active. Sebanyak 20 influencer terpilih yang memiliki kepedulian pada masalah lingkungan diajak untuk memproduksi konten video edukatif yang menghibur; dikemas dalam format ringan namun tetap menyajikan substansi isu perubahan iklim.