DE

Perubahan Iklim
Membangun Diskusi Isu Lingkungan Kota Melalui Media Daring

Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities, JW Marriott Hotel - Surabaya, 7-9 Desember 2017
Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities, JW Marriott Hotel - Surabaya, 7-9 Desember 2017
Group Picture Partisipan dalam Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities © FNF Indonesia

Berdasarkan laporan World Bank di tahun 2016, Indonesia tengah mengalami perubahan bersejarah dan menjadi ekonomi perkotaan. Disebutkan kota-kota di Indonesia tumbuh rata-rata 4,1% per tahun - laju yang lebih cepat dari kota-kota negara Asia lainnya. Secara global, diperkirakan pada tahun 2030 bahwa tiga dari lima orang akan hidup di perkotaan. Pertumbuhan populasi di perkotaan tentu menghadirkan banyak tantangan lingkungan baru, mulai dari daya dukung lingkungan hingga infrastruktur, mobilitas, serta konsumsi energi. Perhatian khusus pada isu lingkungan di perkotaan seperti pertumbuhan lalu lintas, peningkatan emisi, memburuknya kualitas udara dan air, dan meningkatnya penggunaan energi dankonsumsi  sumber daya menjadi sangat penting dalam mewujudkan pembangunan kota berkelanjutan.

Mencoba meningkatkan diskusi mengenai isu lingkungan di perkotaan, FNF Indonesia berkolaborasi dengan Partai Kebangkitan Nasional, Garda Bangsa menyelenggarakan Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities di JW Marriott Hotel Surabaya pada 7-9 Desember 2017. Melalui workshop berdurasi tiga hari ini, kader-kader PKB diberikan pelatihan penulisan dan pengetahuan mengenai isu-isu lingkungan perkotaan.

Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities, JW Marriott Hotel - Surabaya, 7-9 Desember 2017
Pembukaan oleh Ingo Batavia Hauters, Program Officer FNF Indonesia © FNF Indonesia

Acara workshop secara resmi dibuka oleh Bapak Abdul Hakim Iskandar, Ketua DPRD Jawa Timur yang mana di dalam pembukaannya disampaikan pesan totalitas dalam kegiatan sebagai wujud integritas dari kepribadian partisipan. Dilanjutkan oleh pembukaan dari Ingo Batavia Hauter, Program Officer FNF Indonesia, yang menjelaskan program kerja dan kegiatan FNF Indonesia, serta nilai-nilai utama Yayasan yang bersama-sama dipromosikan melalui kegiatan dengan para mitranya.

Sesi pertama dari workshop adalah perkenalan. Dengan menggunakan metode My Personal Flag , Mudita dan Aurelia, Program Assistant FNF Indonesia, mengajak 50 partisipan untuk menentukan bendera yang merepresentasikan dirinya. Sesi yang terbagi menjadi lima kelompok besar diakhiri dengan presentasi singkat dari perwakilan setiap kelompok akan masing-masing anggotanya pada forum yang lebih besar.

Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities, JW Marriott Hotel - Surabaya, 7-9 Desember 2017
Hendricus Andy Simamarta, Urban Planner Univesitas Indonesia © FNF Indonesia

Narasumber pertama dari workshop adalah seorang Urban Planner Universitas Indonesia, Hendricus Andy Simamarta, yang memberikan pemaparan mengenai sustainable urban planning. Di dalam presentasinya, narasumber menyebutkan pentingnya pengendalian pembangunan agar menghindari degradasi kualitas lingkungan. Terkait dengan hal tersebut, Indeks KLHS dalam penataan ruang dan wilayah menjadi penting untuk diketahui publik, menjadi sebuah kewajiban untuk dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Sadler dan Verheem (1996): ”KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi  konsekuensi lingkungan hidup dari suatu usulan kebijakan, rencana, atau program sebagai upaya untuk menjamin bahwa konsekuensi dimaksud telah dipertimbangkan dan dimasukan sedini mungkin dalam proses pengambilan keputusan paralel dengan pertimbangan sosial dan ekonomi”

Sehubungan dengan isu lingkungan di Surabaya, narasumber menyebutkan observasinya bahwa dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya masih menitikberatkan pada penyelesaian masalah di masa ini dan kurang membahas mengenai perencanaan di masa mendatang yang berkelanjutan dan berketahanan. Bahwasanya intervensi dan aksi di masa kini akan sangat menentukan solusi-solusi dari tantangan permasalahan lingkungan dan masa depan Surabaya. Dalam kesimpulannya, narasumber menekankan penguatan hak kepemilikan dalam ranah hak pembangunan guna membentuk dan menjaga kota berkelanjutan.

Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities, JW Marriott Hotel - Surabaya, 7-9 Desember 2017
Sesi Pemutaran Film Dokumenter Chasing Ice © FNF Indonesia

Sesi pemutaran film Chasing Ice yaitu sebuah dokumenter mengenai efek pemanasan global pada kuantitas dan perubahan gletser di Alaska, Greenland.  Materi yang disampaikan pada dokumenter ini kemudian digunakan sebagai konten twitter dari akun masing-masing partisipan. Menggunakan tagar #SurabayaNOW dan #KotaHijau, partisipan diberikan kesempatan untuk mengedukasi publik dan membentuk diskusi daring akan isu lingkungan kota dan perubahan iklim.

Sesi Jungle of Thoughts berlangsung pada hari kedua workshop dan dipandu oleh Diovio, Mudita dan Aurelia. Dalam sesi ini, partisipan diajak untuk menelaah empat topik terkait isu perkotaan, yaitu urbanisasi, transportasi, tata ruang, peran media, dan ditutup dengan sumbangan solusi dari isu-isu pada keempat topik.

Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities, JW Marriott Hotel - Surabaya, 7-9 Desember 2017
Sesi Jungle of Thoughts akan Urbanisasi, Transportasi, Tata Ruang, Peran Media dan Solusinya © FNF Indonesia

Narasumber kedua pada workshop adalah jurnalis Sindo News, Aan Haryono. Pada sesi pertama, narasumber memberikan presentasi yang bertujuan meningkatkan kemampuan menulis setiap partisipan. Disebutkannya bahwa dalam menulis isu lingkungan, permulaan yang dapat dilakukan adalah mengambil isu dari lingkup terkecil dan sederhana, yaitu isu lingkungan di rumah. Gagasan dan ide penulisan dapat ditemukan dari lingkup yang sederhana. Penulisan dapat mengambil banyak bentuk, diantaranya adalah soft news dan hard news.

Lebih lanjut, disampaikan bahwa pembahasan akan satu isu lingkungan yang spesifik dalam sebuah artikel menjadi syarat penting dalam membantu penulisan. Adapun beberapa prinsip dalam penulisan, diantaranya adalah kesetiaan pada angle (fokus pada pokok bahasan), keberadaan logika dan alur tulisan, dan kesederhanaan penyajian isu.

Transit-Oriented Development (TOD) Principles
Transit-Oriented Development (TOD) Principles © ITDP Indonesia

Konsep pembangunan Transit Oriented Development (TOD) menjadi materi yang dibawakan oleh Ingo dan Mudita di hari kedua workshop. TOD adalah konsep pembangunan dengan fungsi guna lahan beragam pada jarak yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari sistem transit berkapasitas tinggi. Delapan prinsip dalam TOD adalah walk, cycle, connect, public transport, shift, densify, mix, dan compact. TOD menciptakan ruang kota yang lebih hidup, pembangunan yang berorientasi pada pejalan kaki, dan fungsi guna lahan yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan untuk pejalan kaki, pesepeda, dan pengguna transportasi publik. Hal ini berarti memberi akses untuk peluang dan sumber daya lokal dan kota untuk bermobilitas sehat, efisien, ekonomis, dan ramah lingkungan.

Workshop on Media’s Role in Articulating Environmental Issues in Cities, JW Marriott Hotel - Surabaya, 7-9 Desember 2017
Dr. Armi Susandi, Pakar Klimatologi, Pengajar di ITB © FNF Indonesia

Materi mengenai Liberalisme diberikan oleh Fasilitator, Billy Ariez di pagi hari pada hari ketiga. Dalam kesempatannya, fasilitator memperkenalkan prinsip-prinsip dasar liberal seperti subsidiaritas, sistem pasar, inovasi, kearifan lokal, supremasi hokum dan hak kepemilikan. Setiap prinsip dielaborasi dengan jelas dan diaplikasikan sebagai solusi tantanan politik dan ekonomi yang sebelumnya dipaparkan oleh partisipan pada hari-hari sebelumnya.  

Materi terakhir pada workshop diberikan oleh Dr. Armi Susandi, klimatologi ITB pada hari ketiga. Di dalam paparannya, narasumber menjelaskan mengenai perubahan iklim; penyebab dan dampak negatif serta kerugian yang diakibatkannya. Pada paparannya, disebutkan perlunya usaha global dalam mengurangi sumbangan CO2 di udara karena faktanya jumlah CO2 tidak pernah tercatat turun sehubungan dengan meningkatnya kegiataan industri dan populasi manusia. Menjaga lingkungan adalah penting bagi masa depan, keseriusan dalam menjawab permasalahan lingkungan akan sangat erat hubungannya dengan solusi tantangan ekonomi dan politik di daerah.