DE

Publikasi
Mobilitas Perkotaan Inklusif Kolaboratif: Studi Kasus Kota Jakarta, Indonesia

Jakarta, 2019
Mobilitas Perkotaan Inklusif Kolaboratif - Studi Kasus Kota Jakarta, Indonesia

Publikasi Mobilitas Perkotaan Inklusif Kolaboratif - Studi Kasus Kota Jakarta, Indonesia

©

At this point you will find an external content that complements the content. You can display it with one click.

Mobilitas dan transportasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Setiap orang berhak mendapatkan akses yang layak dan bebas dari rintangan-rintangan yang menghadang orang tersebut untuk mencapai tempat tujuan yang diinginkan. Pemenuhan hak ini, antara lain seperti contohnya membangun lift khusus di stasiun tranportasi massal atau menyediakan gerbong ekstra untuk wanita, bukan berarti memberikan perlakuan yang khusus terhadap kelompok-kelompok rentan. Tersedianya fasilitas umum yang mendukung mobilitas kelompok rentan tidak bisa dilihat sebagai sebuah tindakan yang memberikan perlakuan khusus, melainkan harus dilihat sebagai pemenuhan kebutuhan dasar untuk bermoda secara adil, aman, dan nyaman.

Dalam konteks ini, otoritas setempat atau pemerintah kota yang memiliki inisiatif untuk menyediakan fasilitas yang dibangun berdasarkan kekhususan-kekhususan kelompok rentan akan mencetuskan sebuah gambar bahwa kota hadir untuk manusianya. Sebuah visi dan tindakan yang memanusiakan sistem transportasi umum tidak hanya dapat memecahkan permasalahan inklusivitas dalam bermoda saja, tetapi juga masalah-masalah transportasi lainnya seperti kemacetan akut dan keamanan yang dapat merenggut nyawa pengendara. Tulisan yang ditulis oleh Deliani Siregar dan Fani Rachmita mengajak kita untuk mempertanyakan konsep mobilitas yang berorientasi pada kendaraan bermotor dan menawarkan sebuah solusi universal yang memanusiakan sistem transportasi serta mengakomodir hak-hak kelompok rentan dalam bermoda, sehingga tercipta sebuah lingkungan perkotaan yang sehat dan berkelanjutan.

Dalam konteks merencanakan mobilitas perkotaan, maka pengertian yang seharusnya adalah bagaimana kota memiliki sistem transportasi yang memperlancar pergerakan penduduk kotanya dalam mengakses ragam fasilitas publik seperti layanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya yang sekaligus melibatkan masyarakat dalam perumusannya sehingga menghadirkan pilihan transportasi yang aman, mudah, terjangkau, dan ramah lingkungan. Penggunaan kata mobilitas perkotaan sendiri merujuk pada penggunaan transportasi umum, transportasi umum massal, dan kendaraan tidak bermotor. Penggunaan istilah mobilitas perkotaan juga dapat mengubah orientasi kota dalam meningkatkan kemampuan jaringan layanan sistem transportasi umum dan transportasi tidak bermotor yang tidak mengorbankan kemudahan dan efisiensi aksesibilitas warga kota.

 

Bacaan selengkapnya akan isi Buku "Mobilitas Perkotaan Inklusif Kolaboratif - Studi Kasus Kota Jakarta, Indonesia​" dapat diakses pada laman Scribd FNF Indonesia di atas.