DE

Demokrasi
Pelatihan Kepemimpinan dan Organisasi Manajemen PKB

Pendidikan Kader Menengah - Kupang, 19 - 21 August 2016
Sambutan Acara
Sambutan Acara © FNF Indonesia

Nusa Tenggara Timur tidak hanya dikenal dengan alamnya yang indah, namun juga menyimpan keberagaman dalam kerangka “Bhineka Tunggal Ika”.  Setelah bekerjasama dalam beberapa Pendidikan Kader Pertama, kali ini Friedrich Naumann Foundation bersama dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengadakan Pendidikan Kader Menengah di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Acara ini diselenggarakan di Hotel On The Rock – Kupang dan dihadiri oleh peserta yang terdiri atas kader PKB dari sejumlah Dewan Pimpinan Cabang (DPC), Dewan Pimpinan Daerah (DPD), fasilitator dan narasumber dari DPP PKB Jakarta dan observer dari Kementerian Hukum dan HAM.

Hari pertama pelatihan dibuka dengan sambutan dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Nusa Tenggara Timur (NTT), Yucundianus Lepa. Dalam sambutannya, Yucundianus memberikan apresiasi terhadap para kader PKB di seluruh NTT yang telah hadir dalam Pendidikan Kader tingkat Menengah (PKM) ini. Jarak yang cukup jauh dari satu kota bahkan satu pulau ke pulau lainnya seharusnya tidak menghalangi semangat para kader untuk semakin memperdalam ilmu mereka dalam berpolitik. Tidak hanya dari Kupang, peserta PKM kali ini berasal dari sejumlah wilayah di NTT, seperti Rote Ndao, Malaka, Waingapu, Maumere, Soe, Ende hingga Atambua. Semangat ini juga diapresiasi oleh Program Officer FNF Indonesia, Nur Rachmi. Selain itu, Nur Rachmi juga mengungkapkan semangat “Bhineka Tunggal Ika” yang tercermin dalam keberagaman latar belakang para peserta.

Sambutan Acara
Sambutan Acara © FNF Indonesia

PKB secara umum lekat kaitannya dengan masyarakat Nahdlatul Ulama yang notabene beragama Islam. Namun, salah satu hal yang menarik dalam PKM di Kupang ini adalah sebagian besar dari para peserta beragama Kristen maupun Katolik. Hal ini tercermin dalam doa pembukaan yang dipimpin oleh seorang Pendeta yang juga merupakan kader PKB. Dalam beberapa sesi selanjutnya, pembacaan doa juga dipimpin secara Islam maupun juga secara Kristen maupun Katolik. Hal ini memperlihatkan bahwa kehadiran PKB di Nusa Tenggara Timur tidak hanya mencakup kelompok Muslim saja.

Materi Ideologi PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi pemaparan utama yang disampaikan oleh Ali Anshori selaku Wakil Sekretaris Jenderal PKB. Mengawali sesinya ini, Ali Anshori kembali menekankan tujuan berpolitik sebenarnya, yaitu membangun keberpihakan kepada rakyat. Dalam hal ini, kaderisasi sangat diperlukan untuk memunculkan loyalitas kader dan juga memelihara doktrin parpol kepada setiap kader. Dalam kaitannya dengan perwujudan politik “rahmatan lil alamin”, Ali Anshori menyebutkan sembilan sarana penting, antara lain nasionalisme, sikap terbuka dan independedn, humanism dan religius, kesadaran pluralistik, kesejahteraan kekuasaan, kesadaran profesionalisme, perlindungan terhadap minoritas, penghormatan hak dasar manusia dan pemberian kemanfaatan kepada umat.

Sesi Bina Suasana
Sesi Bina Suasana © FNF Indonesia
Ali Anshori, DPP PKB Jakarta
Ali Anshori, DPP PKB Jakarta © FNF Indonesia

Hari kedua PKM diawali dengan pengarahan politik yang dipimpin langsung oleh Sekjen DPP PKB, Abdul Kadir Karding. Sekjen DPP PKB ini mengungkapkan beberapa hal utama agar sebuah partai dapat berkembang, yaitu adanya mesin partai dari tingkat ranting hingga DPP, pendanaan yang cukup, kaderisasi, strukturisasi, ideologi hingga kehadiran media untuk membangun opini. Hal yang tidak kalah penting adalah pengelolaan partai secara modern. Hal ini disampaikan oleh Hasanudin Wahid selaku Wakil Sekjen DPP PKB. Menurut Wahid, beberapa syarat pengelolaan partai secara modern, antara lain adalah adanya kantor yang permanen, kelengkapan secara administratif, struktur partai yang hidup, rekrutmen tokoh lokal, hingga database dan sistem informasi jejaring komunikasi kepartaian. Dalam hal membangun sistem informasi dan jejaring komunikasi inilah, para kader dituntut untuk lebih familiar terhadap media massa. Sebagai pemateri utama, Nur Kholim dari DPP PKB membuka sesi dengan ungkapan “Politisi yang mengeluh tentang Pers, sama dengan kapten kapal yang mengeluh tentang laut.” Hari kedua PKM ini kemudian diakhiri dengan presentasi kelompok yang dibagi atas daerah asal mereka. Para kader pun mengungkapkan kendala serta peluang wilayah mereka dalam manajemen partai maupun Pilkada dan Pemilu mendatang.

Sekjen PKB, Abdul Kadir Karding
Sekjen PKB, Abdul Kadir Karding © FNF Indonesia

Pelatihan yang cukup padat ini diakhiri dengan penutupan sekaligus penyerahan sertifikat kepada para kader PKB yang telah mengikuti seluruh rangkaian tiga hari PKM. Dalam kesempatan ini, Ketua DPW PKB NTT juga menyerahkan kain tenun khas NTT kepada perwakilan FNF dan Kementerian Hukum dan HAM sebagai kenang-kenangan.

Penutupan acara
Penutupan acara © FNF Indonesia