DE

Perubahan Iklim
Pelatihan Relawan dalam Meningkatkan Aksesibilitas Kampung Kota

Training of Trainers Kampung Kota Bersama, Jakarta, 29 Juni 2019
Sesi Materi Klasifikasi Plastik dipandu oleh Febri Thalani, Communication Office Climate Institute
Sesi Materi Klasifikasi Plastik dipandu oleh Febri Thalani, Communication Office Climate Institute © FNF Indonesia, Climate Institute

"Peran serta masyarakat menjadi kunci terwujudnya kampung kota yang ramah pejalan kaki. Tak hanya melibatkan warga kampung, program ini juga mengajak masyarakat kota untuk terlibat membantu meningkatkan aksesibilitas kampung kota dengan mengikuti program Relawan Kampung Kota Bersama." - ITDP Indonesia.

Pada Sabtu, 29 Juni 2019 lalu, FNF Indonesia bekerjasama dengan ITDP Indonesia dan Climate Institute menyelenggarakan Training of Trainers atau pelatihan untuk relawan Kampung Kota Bersama di Kantor Walikota Jakarta Pusat. Pelatihan satu hari dengan lebih kurang 80 peserta memberikan pembekalan materi mengenai aksesibilitas kampung kota, peran dan tugas pokok relawan, plastik dan manajemen pengelolaan sampah di masyarakat. Diharapkan calon pelatih mampu mengajarkan materi pelatihan tersebut kepada warga di beberapa kampung kota pilihan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Peserta ToT Kampung Kota Bersama dalam Sesi Tanya Jawab
Peserta ToT Kampung Kota Bersama dalam Sesi Tanya Jawab © FNF Indonesia, Climate Institute

Acara yang dibuka dengan sambutan dari Perwakilan Walikota Jakarta Pusat yang memberikan penekanan atas perlunya peningkatan aksesibiltas kampung yang aman dan nyaman serta pentingnya peran Relawan Kampung Kota dalam menciptakan kampung yang tentram. Lebih jauh, disebutkan semangat, komitmen dan partisipasi aktif dan inisiatif dari seluruh warga menjadi faktor penting keberhasilan Kampung Kota Bersama. Ingo Hauter selaku Program Coordinator FNF Indonesia juga memberi penekanan pada keselarasan tujuan ITDP dan FNF dalam menciptakan wilayah yang aman dan nyaman bagi penduduk kota, karenanya pembangunan kesadaran dan kepedulian warga adalah pencapaian pertama, yang akan menciptakan beragam tindakan baik lain bagi kampungnya sendiri.

Pada sesi pertama yang diisi oleh Deliani Siregar selaku Urban Planning Associate ITDP Indonesia, diberikan materi mengenai pendekatan partisipatif sebagai metode pengumpulan data dalam peningkatan aksesibilitas dan inklusivitas kampung. Dijelaskan, aksesibilitas adalah berkenaan dengan bagaimana warga suatu wilayah dapat mengakses transportasi publik dengan mudah. Menurut data ITDP, hanya 51% dari area DKI Jakarta yang terlayani angkutan umum. Poin penting dalam aksesibilitas adalah kemudahan orang untuk berjalan kaki, bersepeda, dan berkendara dengan angkutan umum.

Berkaitan dengan transportasi kota, terdapat delapan prinsip transportasi kota menurut ITDP Indonesia, yaitu berjalan kaki, bersepeda, konektivitas, angkutan umum/ transit, pembauran penggunaan ruang, kepadatan hunian, perubahan pola perilaku dan pikiran (ketergantungan pada kendaran pribadi dan kesadaran akan kebutuhan pejalan kaki).

Deliani Siregar, Urban Planning Associate ITDP Indonesia sebagai Narasumber Sesi Pertama
Deliani Siregar, Urban Planning Associate ITDP Indonesia sebagai Narasumber Sesi Pertama © FNF Indonesia, Climate Institute

Pada sesi yang diisi oleh Climate Institute, manajemen pengelolaan sampah rumah tangga diberikan oleh Putri Potabuga, klasifikasi plastik dan dampaknya pada lingkungan hidup diberikan oleh Febri Thalani, materi terakhir mengenai jejak karbon individu diberikan oleh Adhitya Lanae.

Dalam presentasinya, Putri mencoba memberikan pandangan baru akan sampah dan miskonsepsi yang mengikutinya. Dijelaskan bahwa terdapat kesalahan pemahaman akan TPA, yang seharusnya berfungsi sebagai Tempat Pemrosesan Akhir, bukan sebagai Tempat Pembuangan Akhir yang kerap kali justru menimbulkan masalah lingkungan. Pemahaman akan pemrosesan akhir penting karena diharapkan masyarakat dapat mengurangi volume sampahnya dengan menggunakan produk secara bijak, yakni dengan Reduce-Reuse-Recycle-Recovery-Disposal. Sudah saatnya paradigma pengelolaan sampah yang salah (Kumpul-Angkut-Buang) digantikan dengan paradigma baru yang memberikan penekanan REDUCE.

Materi Klasifikasi Plastik mengajak peserta latih untuk mengenal lebih jauh tentang jenis-jenis plastik dan dampak penggunaannya pada kesehatan manusia. Memang plastik merupakan produk polimerisasi sintetik yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia - produksi dan nilai jual yang murah menjadi daya tarik utama, namun pencemaran lingkungan dan kesehatan akibat plastik sudah dapat dibuktikan dan perlu ditanggapi secara serius. Dari sisi keamanan penggunaan, Febri menyarankan untuk menggunakan jenis plastik nomer 2, 4, dan 5 sehubungan dengan amannya jenis polimer ini sebagai wadah makanan dan minuman. Sesi terakhir penghitungan jejak karbon individu menggunakan online carbon offset platform United Nations yang dipandu oleh Adhitya menjadi sesi terakhir dari pelatihan relawan Kampung Kota Bersama.