DE

Demokrasi
Pendidikan Kader Pertama PKB, Temanggung

"Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi" Kecamatan Kedu dan Bansari
Ali Anshori, DPP PKB Jakarta
Ali Anshori, DPP PKB Jakarta © FNF Indonesia

Pendidikan politik tidak hanya dilakukan di tingkat pusat atau bagi kalangan tertentu saja. Pendidikan atau pelatihan kepemimpinan kader partai politik di tingkat dasar turut menjadi penting. Tidak hanya untuk mendukung visi dan misi partai dari tingkat ranting, pendidikan politik bagi kader pertama juga merupakan cara untuk menyebarluaskan nilai-nilai baik politik sekaligus mendengarkan aspirasi masyarakat langsung dari tingkat dasar. Sesuai dengan tujuan tersebut, Friedrich Naumann Foundation (FNF) Indonesia bersama dengan Partai Kebangkitan Bangsa mengadakan “Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi” tingkat pertama di Temanggung, Jawa Tengah pada hari Minggu, 24 Juli 2016. Pelatihan kader tingkat pertama di kota ini dilakukan di dua kecamatan dalam waktu bersamaan, yaitu Kecamatan Kedu dan Kecamatan Bansari.

Kedua pelatihan mendatangkan narasumber dan fasilitator dari DPP PKB Jakarta maupun juga fasilitator dari DPC Kota Semarang dan Temanggung. Sebelum dimulai, fasilitator menetapkan beberapa peraturan selama pelatihan, antara lain peserta tidak diperkenankan untuk merokok di dalam ruangan, handphone yang harus selalu di-silent selama acara hingga izin toilet yang hanya diperbolehkan maksimal 2 orang dalam waktu bersamaan. Selain itu, peserta juga diharuskan mengikuti pelatihan selama 8 jam penuh untuk mendapatkan sertifikat.

Sekjen PKB, Abdul Kadir Karding
Sekjen PKB, Abdul Kadir Karding © FNF Indonesia

Pelatihan Kader Pertama (PKP) ini dihadiri oleh 110 peserta di masing-masing kecamatan. Peserta PKP Kecamatan Kedu berasal dari Kecamatan Kedu dan juga Kecamatan Kandangan. Sementara itu, peserta PKP Kecamatan Bansari berasal dari Kecamatan Bansari dan juga Kecamatan Parakan. Peserta PKP di dua kecamatan terdiri atas pengurus partai di tingkat ranting, calon kader dan juga sebagian pengurus organisasi sayap NU, seperti GP Ansor.

Acara dibuka dengan pengenalan yel, lagu Mars - Hymne PKB serta sejarah berdirinya PKB. Dalam sesi pertama ini, narasumber dan fasilitator dari DPP PKB Jakarta juga menjelaskan mengenai politik Rahmatal Lil’alamin PKB, dengan tujuan membangun bangsa untuk mencapai cita-cita besar bangsa menciptakan masyarakat adil dan makmur. Selain itu, materi juga dilanjutkan dengan penjelasan mengenai sejarah dan peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam PKB. Dalam sesi ini, ditekankan bahwa kebijakan pemimpin harus selaras dengan upaya menyejahterakan rakyat.

Hymne dan Mars PKB
Hymne dan Mars PKB © FNF Indonesia

Sesi selanjutnya adalah pengarahan politik yang dipimpin langsung oleh H. Abdul Kadir Karding selaku Sekretaris Jenderal PKB. Momentum ini dimanfaatkan sebagai ajang halal bihalal dengan para peserta. Dalam sesi ini, Abdul Kadir Karding mengungkapkan bahwa PKB harus terus bekerja keras menata organ partai dengan mendidik ribuan kadernya terjun ke masyarakat dan bekerja langsung di tingkat akar rumput. Selain agar lebih dekat dengan konstituen, hal ini juga diperlukan untuk menampung aspirasi kebutuhan maupun masalah masyarakat.

Siang harinya, acara dilanjutkan dengan materi Manajemen Organisasi PKB. Sesi ini membahas berbagai definisi politik. Salah satunya adalah definisi menurut David Easton, yaitu politik sebagai advokasi nilai-nilai otoritatif dalam satu wilayah. Dalam hal ini, politik sesuai visi dan misi PKB adalah politik sebagai ibadah dan mengutamakan jalinan silahturahmi. Oleh karena itu, politik seharusnya diaplikasikan melalui politik kehadiran, politik kepeloporan, politik keteladanan serta juga politik pelayanan umat.

Kader Pertama PKB, Kedu
Kader Pertama PKB, Kedu © FNF Indonesia

Acara pelatihan kader di tingkat pertama ini kemudian ditutup dengan proyeksi Pemilu dan juga menyanyikan Mars dan Hymne PKB. Pelatihan ini hanya merupakan satu dari berbagai pelatihan kader di berbagai tingkat yang juga dilaksanakan melalui inisiatif Dewan Pengurus Cabang (DPC) setempat.