DE

Demokrasi
“Politik Itu Indah” di Tegal: Potensi Kabupaten dan Sumber Daya Manusia

Pendidikan Kewarganegaraan Tingkat Dasar “Politik Itu Indah”, Tegal, 20 - 21 Oktober 2017
Sesi diskusi "Warung Kopi"
Sesi diskusi "Warung Kopi" © FNF Indonesia

Kabupaten Tegal menyimpan segudang potensi, baik dari segi alam maupun kualitas sumber daya manusianya. Kabupaten ini memiliki potensi pariwisata yang cukup mumpuni. Siapa pula yang tak kenal dengan Warung Tegal? Persebarannya mengindikasikan bahwa kabupaten ini memiliki ciri khasnya tersendiri.

Pada tanggal 20 – 21 Oktober 2017 lalu, FNF Indonesia bersama dengan Lembaga Gerak Pemberdayaan (LeGePe) kembali mengadakan Pendidikan Kewarganegaraan Tingkat Dasar “Politik Itu Indah” di kota Slawi – Tegal. Acara ini dihadiri oleh 30 peserta dari berbagai organisasi di kabupaten ini dan sebagian besar adalah anak muda.

Fasilitator program
Fasilitator program © FNF Indonesia

Dalam program pendidikan kali ini, peserta diajak untuk mengenali lebih lanjut mengenai aspek strategi politik, khususnya menjelang pemilu. Pemilihan kepala daerah, legislatif dan presiden yang akan dijelang pada tahun 2018 dan 2019 tentunya membuat masyarakat harus lebih peka mengenai politik. Dalam hal ini, para peserta diarahkan untuk mempelajari strategi politik dalam pemilu sebagai cara untuk mendapatkan pemimpin terbaik, bukanlah mencari pemilih semata. Oleh karena itu, beberapa tahapan yang harus dilakukan, antara lain tahap canvassing, proses counter issue, fokus area dan juga konsolidasi. Proses diskusi mengenai topik ini tidak hanya dilakukan melalui diskusi kelompok, namun juga melalui bermain peran. Dalam sesi bermain peran, peserta membawakan beberapa isu yang saat ini memang tengah hangat dibicarakan, seperti adanya gratifikasi maupun penggunaan identitas dalam politik.

Sesi Roleplay (Bermain Peran)
Sesi Roleplay (Bermain Peran) © FNF Indonesia
Peserta berperan sebagai calon bupati dalam roleplay
Peserta berperan sebagai calon bupati dalam roleplay © FNF Indonesia

Program satu setengah hari ini ditutup dengan penekanan bahwa politik itu membutuhkan deskripsi yang rinci, mulai dari mengenali geografi daerah, visi dan misi calon pemimpin, perumusan aksi lapangan , hingga proses monitoring dan evaluasi. Politik juga tidak hanya berhenti ketika pemilu usai, melainkan sebuah proses panjang untuk mendorong potensi daerah dan pemenuhan kepentingan masyarakat ke arah yang lebih baik.