DE

International Visit
“Startups in Asia and Germany: Models of Success”

Berlin, Agustus 2016
Start-Up Berlin
© Adhitya Putra Lanae

Startup menurut terminologinya merupakan sebuah perusahaan barang atau jasa yang baru didirikan atau baru beroperasi. Perusahaan-perusahaan tersebut berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan strategi dan pasar yang tepat. Saat ini istilah startup muncul pada saat pebisnis membuka perusahaannya dengan bantuan teknologi seperti media website maupun aplikasi. Kini perkembangan startup dapat dikatakan sebagai perusahaan yang berkenaan dengan dunia tekno dan online baik dalam pengoperasiannya, strategi pemasarannya sampai periklanannya. Tiap delegasi diberikan waktu 10-15 menit untuk mempresentasikan bisnisnya sesuai The Business Model Canvas, kemudian peserta seminar lainnya bebas memberikan komentar atau pun pertanyaan kepada kami.

Karakteristik dari sebuah perusahaan yang dapat di golongkan sebuah startup yaitu;

  • Usia perusahaan kurang dari 3 tahun
  • Jumlah pegawai kurang dari 20 orang
  • Pendapatan kurang dari 1 Miliar/tahun
  • Masih dalam tahap berkembang
  • Biasanya beroperasi melalui website atau aplikasi

Saat ini saya sendiri memiliki perusahaan startup berbasis e-commerce penawaran jasa tour dengan alamat website www.endapo.com yang dapat diakses melalui PC atau HP. Endapo berasal dari nama sebuah tempat di wakatobi yang memiliki arti “tempat yang memorable”. Saat ini agen travel sudah tumbuh pesat dan memiliki pasar yang baik terutama untuk muda-mudi di Indonesia. Endapo hadir dengan tujuan mempermudah pilihan dan pemesanan melalui website dalam beberapa step saja tanpa harus berkunjung ke kantor travel agen. Endapo baik dalam periklanan, pemasaran, pemesanan, sampai pembayaran menggunakan sistem online. Perusahaan ini memiliki semangat green urban lifestyle, karena tidak menggunakan kertas untuk brosur dan tidak memiliki ruang besar untuk kantor yang nantinya akan menghabiskan banyak kertas dan listrik. Endapo selalu memberikan reusable bag dan tumbler gratis kepada konsumen sebagai symbol atas dukungan terhadap lingkungan.

Kedepannya Endapo berkeinginan untuk lebih maju dalam hal pengelolaan SDM dan pengembangan pemasarannya. Untuk itu Endapo masih perlu banyak belajar dari perusahaan-perusahaan startup yang telah sukses dan maju terutama di negara-negara besar seperti di Eropa. Sehubungan dengan hal tersebut Endapo terpilih dalam sebuah visiting program bagi founder startup se-Asia Tenggara yang diselenggarakan oleh FNF dengan  tema “Startups in Asia and Germany: Models of Success” yang terselenggara pada 13-20 Agustus 2016 di beberapa kota di Jerman seperti Berlin, Hamburg, Dusseldorf, Oberhausen dan Duisburg.

Berlin

Pada hari pertama saya tiba di Berlin langsung disambut Armin Reinartz (Regional Project Manager FNF Bangkok) dan Rahel Zibner (Program Coordinator FNF Berlin) di Hotel Mercure Berlin. Dimulai dengan perkenalan dan dinner bersama di salah satu restoran Vietnam yang letaknya tidak jauh dari Hotel tempat kami menginap. Saat itu terdapat 6 delegasi lainnya dari Asia Tenggara dan Asia Timur yang turut diundang oleh FNF, diantaranya ada Aisa Mijeno (Filipina), Samantha Kapunan (Filipina), Karen Yu (Taiwan), Ganesh Murrurti (Malaysia), Doan Ky Thanh (Vietnam), dan Su Wai Yee (Myanmar). Enam delegasi tersebut merupakan founder startup di negaranya masing-masing. Malam itu kami larut dalam suasana perkenalan, bertukar cerita seputar asal masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan rundown kegiatan selama di Jerman.

Hari kedua kami bersama-sama menuju salah satu kantor FNF yang letaknya tidak jauh dari hotel kami menginap untuk menghadiri seminar. Kami pun disambut beberapa staf FNF diantaranya, Dr. Gabriele Reitmeier (Desk Development Policy, International Division, FNF Gummersbach), Maria Scheineider (Director of Asia and Human Rights Department, FNF Potsdam) dan Harald Kirchner (Interpreter German-English). Fasilitator seminar pada saat itu adalah Steffen Terberl yang merupakan team leader dan profound innovation dari Freie Universitat Berlin. Seminar hari itu berisi tipikal dan fakta-fakta tentang Jerman, kerangka hukum, venture capital, pemasaran dan strategi penjualan, pengembangan dan penerapan produk inovatif, pembiayaan dan promosi serta tantangan dan solusi pebisnis pemula.

Banyak strategi-strategi khusus yang dibagikan oleh Steffen Terberl, mulai dari mengenal kebiasaan konsumen kita, bagaimana segmen pasar kita dan yang terpenting adalah membangun relasi yang berkelanjutan. “Pengembangan dan inovasi juga merupakan hal terpenting yang perlu dipertahankan dan harus berkelanjutan untuk menjadikan perusahaan kita tetap kuat dan bertahan” jelasnya. Steffen juga memaparkan bahwa banyak perusahaan pemula bangkrut ketika funding & promotion mereka lemah, mereka sulit merebut perhatian venture capital untuk penambahan modal. Kalaupun venture capital tidak terlalu dibutuhkan maka yang mesti perusahaan itu lakukan adalah memperkuat pemasaran dan strategi penjualan.

Kemudian yang menarik lagi dalam sesi kedua adalah ketika kami diberikan sebuah lembaran The Business Model Canvas. Penting bagi seorang pebisnis memiliki sebuah model canvas agar lebih jelas dan mudah untuk melihat peta bisnis kita. Seluruh delegasi wajib melengkapi seluruh kolom dan mempresentasikannya. Dari situlah saya lebih mengenal lagi bisnis startup yang dijalankan delegasi-delegasi lainnya. Masing-masing delegasi mempresentasikan profil bisnis yang telah dijalankan, mulai dari Key Partner, Key Resource, Customer Segment sampai Cost Structure. Rupanya kebanyakan dari kami memiliki bisnis produk barang, hanya saya dan Samantha (Fillipina) saja yang bergerak di bidang jasa sehingga ada kiat-kiat khusus untuk menjadikan bisnis kami agar tetap bertahan yaitu salah satunya dalam hal pelayanan konsumen yang lebih maksimal lagi.

business model canvas, start-up asia delegation FNF germany

Hari ketiga, kami berkunjung ke beberapa perusahaan venture capital, di sana kami belajar tentang ekosistem startup di Berlin. Cara mendapatkan masalah izin tinggal, hukum dan pajak untuk startup dan cabang pembukaan perusahaan komersial. Juga belajar tentang program EXIST yaitu program dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Urusan Ekonomi dan Energi (BMWi) yang mendukung startup berbasis penelitian dan bertujuan untuk meningkatkan kewirausahaan di perguruan tinggi dan lembaga penelitian. Dan terakhir, kami berkunjung ke Project A Ventures yaitu sebuah venture capital tahap awal yang berbasis di Berlin difokuskan pada pendanaan software internet.

adhitya lanae, strat up FNF Germany
© Adhitya Putra Lanae

Hamburg

Seluruh delegasi dan beberapa staf FNF bersama-sama menuju Hamburg dengan menggunakan kereta. Kami akan menghabiskan waktu 2 hari di kota berpenduduk terpadat kedua setalah Berlin ini. Kegiatan pertama kami kali ini adalah makan siang di salah satu restoran mewah bersama 2 pendiri startup sukses di Hamburg. Ia mendirikan bisnis pertamanya di usia yang sangat muda yaitu 17 tahun. “Kegagalan membuat Anda belajar dari kesalahan, hal tersebut dapat membantu Anda membangun bisnis yang lebih baik dari sebelumnya” Jelasnya disela-sela makan siang kami. Banyak advice yang diberikan kepada kami agar sebuah perusahaan tetap bertahan dan berkembang. Setelah makan siang, kami langsung menuju ke sebuah tempat yang tidak jauh dari restoran tersebut yaitu Mindspace, sebuah perusahaan yang menawarkan penyewaan ruang kerja, ruang meeting dan aula acara yang berbasis di Kota Hamburg. Bertepatan dengan kunjungan kami, disana tepat diadakan sebuah event dengan tema “Women Empowerment”. Kemudian kami pun turut andil dalam acara tersebut, bertemu dengan banyak pendiri startup, pengusaha, freelancer, investor dan banyak lagi. Seminar ini mengajarkan bahwa sudah seharusnya negara memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam pengambilan keputusan atau posisi manajerial di suatu negara. Kemudian diuraikan bagaimana upaya kolaboratif dan pergeseran budaya dalam masyarakat patriarki dapat menumbuhkan pola pikir egaliter, membuat kebijakan startup efisien bagi perempuan dalam bisnis dan bagaimana pendidikan yang efektif akan menjadi dasar bagi semua hal.

North Rhine Westphalia (Dusseldorf, Oberhausen, Duisburg)

Berikutnya kami menuju wilayah North Rhine Westphalia dan menetap selama 3 hari di pusat ekonomi Jerman bagian barat yaitu Dusseldorf. Tiap harinya kami berkunjung ke perusahaan-perusahaan startup Jerman yang berbeda-beda. Kita memiliki kesempatan untuk mengunjungi Startplatz, inkubator Jerman yang berbasis di Dusseldorf. Kami juga memiliki kesempatan untuk mengunjungi ruang kantor yang sangat keren, Fablab dan ioXlab. Kami juga melihat kecanggihan teknologi yang mereka gunakan seperti beberapa mesin yang mengagumkan untuk prototyping cepat (Printer 3D, Laser Cutter). Cukup menarik untuk mengetahui bahwa kita bisa mendapatkan hasil pemasaran praktis disini. Kemudian hal yang paling menarik ketika di Oberhaussen adalah mengunjungi salah satu dari 5 teater top dunia yaitu Teater Musikal Metronom yang menakjubkan. Ini pertama kalinya saya melihat gedung teater yang mampu menampung 1700 orang dengan pengaturan panggung yang apik dan sound system yang luar biasa. Terakhir kami mengunjungi Innovationsfabrik am campus Duisburg di mana kami diberi kesempatan untuk berbagi pengetahuan dalam menjalankan bisnis startup di negara kami masing-masing, bagaimana memulainya, tantangan di negara kami, dan berdiskusi tentang bagaimana kita bisa mendapatkan lebih banyak dukungan untuk startup

Excursion

Diantara program-program kunjungan tersebut kami berkesempatan melakukan excursion dibeberapa tempat yang terkenal dan melakukan boat tour mengitari sungai di Berlin. Sungguh perjalanan yang mengesankan dan ini akan menjadi salah satu inspirasi untuk rekan kami Thanh yang seorang pemilik bisnis Hanoi Creative City di Vietnam.

Banyak perusahaan-perusahaan sukses di Jerman yang telah saya kunjungi, saya juga bertemu banyak Founder & CEO hebat. Ini akan menambah pengetahuan saya dan tentunya banyak mendapatkan inspirasi baru dalam mengembangkan bisnis startup saya kedepannya. Saya tidak sabar untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan bersama karyawan dan partner saya di Indonesia. Program ini adalah kesempatan yang paling berharga yang diberikan FNF untuk saya, semoga banyak pengusaha-pengusaha muda di Indonesia mendapatkan kesempatan yang sama juga. Saya sangat berterima kasih kepada FNF yang telah mewujudkan salah satu mimpi saya lewat visiting program ke Jerman.  

 

Sukses selalu dan salam hormat,

Adhitya Putra Lanae