DE

Kebebasan Ekonomi
Tantangan sekaligus Persiapan menuju Perdagangan Bebas

Diskusi “Indonesia dan Kebangkitan Negara-Negara Berkembang”, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
Peserta Diskusi
Peserta Diskusi © FNF Indonesia

Free trade atau fair trade? Dalam beberapa waktu belakangan ini, perdagangan bebas kembali menjadi hangat diperbincangkan. Jika sebelumnya adalah negara-negara berkembang yang mencemaskan globalisasi dan dampaknya pada perdagangan bebas, kali ini negara maju Amerika Serikat malah mencemaskan hal tersebut. Penarikan diri negara tersebut dari Trans Pacific Partnership (TPP) menjadi contoh dari fenomena baru terhadap perdagangan bebas. Lalu, bagaimana dengan posisi negara-negara berkembang terhadap fenomena perdagangan bebas? Untuk membahas hal tersebut sekaligus mendiskusikan buku Juan Carlos Hidalgo “Bangkitnya Negara-Negara Berkembang: Tantangan dan Perspektif Liberal”, FNF Indonesia bersama dengan Freedom Institute dan suarakebebasan.org menyelenggarakan diskusi publik di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya pada tanggal 21 April 2017.

Moderator (Sukma Hari Purwoko) dan Pembicara (Rofi Uddarojat)
Moderator (Sukma Hari Purwoko) dan Pembicara (Rofi Uddarojat) © FNF Indonesia

Diskusi ini menghadirkan dua pembicara, yaitu Rofi Uddarojat dari suarakebebasan.org dan Rosdiansyah, peneliti dari Jawa Pos Institute for Pro-Autonomy (JPIP). Menyoal fenomena negara, dalam bukunya, Juan Carlos Hidalgo mengungkapkan bahwa liberalisasi menjadi salah satu faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Kata “liberalisasi” seringkali diidentikkan dengan berbagai konteks yang cenderung negatif. Terkait hal ini, contoh kantin kampus dengan berbagai macam counter makanan sebagai contoh “liberalisasi” pasar makanan yang juga dapat membuka lapangan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan semangat kewirausahaan (entrepreneurship) yang sebenarnya dimiliki oleh setiap manusia.

Salah satu pembicara, Rosdiansayah
Salah satu pembicara, Rosdiansayah © FNF Indonesia

Dalam kaitannya dengan Indonesia, masa pemerintahan Presiden Soeharto memang menjadi titik tolak dimulainya kebijakan “liberalisasi”. Namun, di sisi lain, liberalisasi yang terjadi cenderung bersifat semu. Namun, saat ini perdagangan bebas yang adalah salah satu bagian dari liberalisasi, tentu tidak bisa dihindari. Seringkali perdagangan bebas lebih dilihat sebagai ancaman daripada sebagai tantangan. Namun, yang sering dilupakan adalah nenek moyang Indonesia juga sebenarnya telah berdagang melampaui batas teritori mereka sendiri. Terkait perdagangan bebas di era saat ini, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah salah satu contoh nyata yang harus dihadapi. Dalam lingkungan kampus, bukan tidak mungkin jika nantinya akan ada tenaga-tenaga pengajar dari negara ASEAN lainnya yang masuk ke Indonesia. Kompetisi di masa depan ini justru sebaiknya dilihat sebagai tantangan sekaligus pemicu untuk meningkatkan kapital sosial, seperti kemampuan berbahasa Inggris salah satunya.

Sesi tanya jawab
Sesi tanya jawab © FNF Indonesia