Demokrasi
Urgensi Media Sosial Untuk Partai Politik
Di era digital, seorang anggota partai politik tidak hanya dituntut untuk memiliki jiwa kepemimpinan dan keahlian untuk berkomunikasi dengan masyarakat secara langsung. Dewasa ini, Internet dan media sosial telah menjadi salah satu media komunikasi utama di tengah masyarakat sehingga seorang politisi pun perlu memiliki keahlian digital yang memadai. Tidak hanya untuk berkomunikasi dengan para konstituen, media sosial juga dapat menjadi lahan pembentukan opini pada masa-masa pertarungan politik. Menyadari pentingnya media sosial bagi partai politik, Friedrich Naumann Stiftung bersama dengan PDI Perjuangan kembali mengadakan pelatihan media sosial untuk partai politik, kali ini di kota di Jogja dan Medan. Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan kader-kader partai dapat membentuk pasukan siber yang solid di daerah mereka masing-masing.
Dalam pertarungan antarpartai politik, peran pasukan siber sangatlah signifikan. Kemenangan suatu partai dalam pertarungan di dunia maya pada umumnya selalu merefleksikan hasil pada pemilihan umum yang sesungguhnya. Dalam pelatihan ini, para kader dilatih untuk menggunakan beragam aplikasi penunjang twitter yang dapat membantu mereka untuk melakukan tweet dan retweet dengan lebih efisien. Sebagai seorang cyber opinion leader, para peserta juga diajarkan bagaimana memproduksi konten-konten yang berpotensi menjadi viral.
Selain mempelajari beragam teori dan strategi, para peserta juga melakukan simulasi-simulasi, salah satunya simulasi trending topik. Dengan menggunakan metode-metode yang telah diajarkan sebelumnya, para peserta berusaha mengangkat suatu tagar tertentu agar dapat menjadi trending topic. Pada akhir sesi, para peserta dibagi menjadi dua kelompok. Menyimulasikan kompetisi yang sesungguhnya, kedua kelompok berlomba-lomba untuk mengangkat suatu isu di dunia maya melalui media twitter.
