DE

Perubahan Iklim
Sebuah Transisi Menuju Pembangunan Rendah Karbon di Kawasan Asia Pasifik

International Conference, Ayana Midplaza Jakarta, 22 Agustus 2019
International Conference:Transitioning Towards Sustainable Low-Carbon Development in Asia Pacific, Jakarta, 22 August 2019
International Conference:Transitioning Towards Sustainable Low-Carbon Development in Asia Pacific, Jakarta, 22 August 2019 © FNF Indonesia, APIKI Indonesia

Perubahan Iklim adalah salah satu masalah lingkungan terbesar di abad ke 21 dan kawasan Asia-Pasifik tidak dapat lepas dari dampak-dampak negatif lingkungan yang sudah menerjang beberapa sektor strategis dan bertambah besar benturannya akibat peningkatan suhu temperatur rata-rata bumi. Penyebab utama yang membuat iklim berubah secara cepat dikarenakan pengaruh antropogenik, terutama bagaimana manusia memanfaatkan dan menggunakan energi untuk kepentingan pembangunan ekonomi.

Menariknya di Indonesia, konversi tata guna lahan dan kebakaran hutan merupakan dua aktivitas penyumbang emisi karbon terbesar. Akan tetapi berdasarkan informasi terbaru yang dirilis oleh Kementerian Sumber Daya dan Mineral Republik Indonesia, sektor energi diproyeksikan menjadi kontributor utama gas rumah kaca nasional. Dalam paparan NDC (Kontribusi Nasional yang Diniatkan) pada tahun 2030, emisi tahunan CO2e diproyeksikan mecapai angka 1,669 MTon CO2e, dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan gabungan emisi sektor hutan dan pertanian.

Pembukaan oleh Dr. Almut Besold, Country Director FNF Indonesia
Pembukaan oleh Dr. Almut Besold, Country Director FNF Indonesia © FNF Indonesia, APIKI Indonesia

Dilema yang dihadapi setiap negara-negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik adalah bagaimana membangun sebuah perekonomian kokoh yang memperhatikan aspek lingkungan atau dengan kata lain bagaimana sebuah negara bisa mencapai kesejahteraan ekonomi tanpa harus mendegradasi lingkungan yang dimiliki. Dalam konferensi APIK II hampir seluruh pemangku kepentingan diajak berdiskusi untuk menyampaikan sebuah pesan bahwa pembangunan rendah karbon bukan merupakan utopia belaka, melainkan sebuah niscaya untuk menyediakan kualitas lingkungan yang baik bagi generasi sekarang dan generasi yang akan datang.

Pemanfaatan dan pengunaan energi terbarukan adalah solusi mutakhir untuk memajukan sebuah negara secara berkelanjutan. Akan tetapi masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi anatara lain adalah ketergantungan terhadap bahan bakar fosil untuk memproduksi listrik, angka efisiensi energi yang rendah dan nilai ekonomis energi terbarukan yang masih tidak terjangkau untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Session I: Fossil Fuel Energy and Climate Change
Session I: Fossil Fuel Energy and Climate Change © FNF Indonesia, APIKI Indonesia

Untuk memberikan jawaban terhadap tantangan ini Kementerian ESDM telah mencoba untuk mengendalikan konsumsi energi melalui pelbagai aktifitas yang terintegrasi untuk mencapai kedaulatan energi nasional. Mulai dari program konservasi energi nasional hingga pemantauan lapangan yang ketat untuk meningkatkan efisiensi distribusi energi nasional. Meskipun demikian, pengelolaan yang efektif belum cukup untuk memenuhi kebutuhan energi nasional. Inovasi teknologi dibutuhkan untuk meningkatkan jumlah ketersediaan energi secara drastis dan dengan begitu meningkatkan akses terhadap pemakaian listrik nasional.

Energi dari sumber yang bersih atau dikenal dengan energi terbarukan berpotensi untuk menjadi solusi kunci untuk melakukan transisi menuju pembangunan rendah karbon di Asia-Pasifik dan mengunci permasalahan perubahan iklim antropogenik dalam sebuah kotak pandora selama-lamanya. Untuk membuat harga energi terbarukan terjangkau dan bisa diterima oleh publik, dibutuhkan sebuah platform finansial yang dapat memberikan pinjaman jangka panjang baik bagi pihak investor dan pemerintah melalui skema suku bunga yang rendah. Selain itu, transfer teknologi dan pengetahuan yang dilakukan harus bisa menyesuaikan terhadap tantangan-tantangan lokal. Dengan begitu energi alternatif seperti biofuel dari cellulosa, energi surya foltovoltaik dan energi dari turbin angin tidak lagi menjadi alternatif, melainkan menjadi energi utama yang menggantikan energi bahan bakar fosil dan berujung pada pencapaiaan netralitas karbon.