Hak Asasi Manusia
Membangun Ruang Aman di Media untuk Kelompok Rentan: Training Jurnalis Kampus Bali & NTB
FNF dan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) bekerjasama dengan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bali dan NTB mengadakan Training & Story Grant Pers Mahasiswa Jurnalis Kampus Bali & NTB bertajuk: “Membangun Ruang Aman di Media Bagi Kelompok Rentan”, pada 17-20 maret 2023 di Bali.
Dengan menggandeng para jurnalis pers mahasiswa dan jurnalis aktif di NTB dan Bali, workshop jurnalisme yang digelar dua kali dalam setahun ini diikuti oleh 22 perwakilan mahasiswa pers kampus.
Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dikenal toleran, bukan berarti sepi dari tantangan isu-isu keberagaman. Isu colorisme di masyarakat asli Bima atau dikenal orang Mbojo, persekusi warga Buddhha di Mareje Lombok Barat, pelarangan gereja-gereja di NTB, pemberitaan perempuan korban pelecehan yang menjadikan korban sebagai objek berita, merupakan situasi dan pengalaman yang masih terjadi di Bali dan NTB.
Oleh karena itulah, kegiatan Training ini bertujuan melibatkan pers mahasiswa dan jurnalis aktif di media-media kampus Bali dan NTB untuk memperbanyak ruang-ruang ramah keberagaman di media dan berkontribusi melawan misinformasi dan disinformasi pada kelompok minoritas.
Peserta mempelajari konsep kebebebasan dan toleransi beragama, HAM, Kebebasan beragama atau berkeyakinan, gender di media dan pedoman pemberitaan isu keberagaman termasuk keterampilan membuat feature dan video keberagaman sebelum berkunjung ke kelompok marginal.
Masing-masing peserta berkunjung dan berdialog dengan komunitas muslim Ahmadiyah di Denpasar, pemeluk agama Baha’i di Jimbaran, dan Inklusiv Warung di Canggu, Bali. Kesan dan pengalaman baru juga dirasakan para peserta setelah berjumpa dengan kelompok minoritas.
“Mereka hangat seperti masyarakat lain dan aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan meskipun kerap menerima perlakuan berbeda dari negara dan masyarakat,”ungkap Rafael, salah satu peserta kegiatan, saat berkunjung ke jemaat Ahmadiyah di Bali, 19 Maret 2023.
Perwakilan FNF Indonesia, Aurelia, berharap Training kali ini mampu mempertemukan jurnalis pers kampus dengan nilai-nilai keberagaman dan HAM. "Disitulah peran kalian sebagai jurnalis pers kampus untuk bisa giving voice, to the voiceless,” tandas Aurel.
Program Manager Sejuk, Tanthowi Anwari, menutup kegiatan dengan merangkum materi serta menyamakan persepsi tentang isu keberagaman gender dan seksualitas.
“Apapun pemahaman kita yang basisnya kebudayaan, agama, ilmu pengetahuan itu semua sah dan valid. Yang membedakan apakah pemahaman itu membuat kita toleran untuk menerima atau bekerjasama,”ungkap Tanthowi.
Tanthowi berharap dengan adanya diskusi-diskusi ini maka prinsip keragaman itu akan muncul dalam setiap peliputan dan penulisan kemudian berlanjut pada kesadaran menerima setiap perbedaan hingga mau saling bekerjasama satu dengan lain.